Erdogan Kerahkan Intel Bantu Selidiki Motif Penembakan di Utrecht

19 Maret 2019 9:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Foto: Cem Oksuz/Presidential Press Office/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Foto: Cem Oksuz/Presidential Press Office/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengerahkan intelijen Turki untuk bantu penyelidikan penembakan di trem kota Utrecth, Belanda, yang menewaskan tiga orang. Pelakunya adalah pria Turki yang tertangkap setelah sebelumnya buron.
ADVERTISEMENT
Tindakan pelaku yang bernama Gokmen Tanis membuat ketegangan di kota Utrecht. Polisi mengimbau masyarakat untuk tetap di dalam rumah dan tetap waspada.
Tanis tertangkap, namun motif tindakannya masih belum jelas. Di antara dugaan motif yang mencuat adalah aksi terorisme dan masalah keluarga. Erdogan pada Senin (18/3) mengerahkan intel Turki untuk memastikan motif kejahatan tersebut.
"Intelijen kami tengah menyelidiki kasus ini. Kepala intelijen kami mengatakan akan mengumpulkan detail dan melaporkannya kepada saya," kata Erdogan kepada stasiun berita Ulke TV yang dikutip AFP.
"Beberapa ada yang mengatakan ini masalah keluarga, sementara yang lainnya tindak terorisme," lanjut Erdogan.
Suasana di sekitar lokasi penembakan di Utrecht, Belanda, (18/3). Foto: REUTERS/Piroschka van de Wouw
Media Turki menyebut Tanis lahir di Yozgat, Turki tengah, 37 tahun lalu. Saksi mata dalam kasus ini juga menyangsikan penembakan itu adalah tindak terorisme. Pasalnya Tanis mengincar seseorang, namun berakhir dengan menembaki penumpang lainnya.
ADVERTISEMENT
Tanis bukan nama yang asing di kepolisian Utrecht. Pria ini memiliki catatan kriminal panjang, termasuk pengedaran dan penggunaan narkotika. Bahkan, dua pekan lalu dia masih harus menghadiri sidang kasus pidana pemerkosaan di Pengadilan Utrecht.
Ayah Tanis, Mehmet Tanis, mengatakan putranya harus mendapatkan hukuman sesuai jika terbukti bersalah. Mehmet mengaku hilang kontak dengan putranya itu usai pulang ke Turki setelah menceraikan istrinya di Belanda.
Penembakan ini terjadi selang tiga hari usai aksi terorisme di masjid kota Christchurch, Selandia Baru, yang menewaskan 50 orang.