Evakuasi Korban Gempa Palu di Reruntuhan jadi Prioritas Utama
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa 7,4 Magnitudo yang mengguncang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyebabkan terputusnya jaringan komunikasi dan kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Hingga kini, tim penyelamat di lapangan masih kesulitan mengevakuasi korban, khususnya yang tertimpa bangunan.
ADVERTISEMENT
"Kondisi pasca gempa di Palu sedikit berbeda dengan di Lombok, sebab jaringan listrik, air mati, makanan lebih sulit, begitu juga wilayah terdekat," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetya saat dihubungi, Sabtu (29/9).
Menkopolhukam Wiranto beserta sejumlah pejabat pemerintahan terkait yang sudah berada di Palu langsung menggelar rapat, untuk normalisasi kawasan bencana untuk dua hari ke depan.
"Pokok utama adalah masyarakat. Saat ini kami masih kesulitan penerangan, evakuasi korban meninggal dunia dan luka berat. Jadi akan dilanjutkan besok pagi bersama wakapolri dan tim tinjau lokasi," jelas Dedi.
Hingga Sabtu (29/9), Polri mencatat 410 korban tewas akibat gempa dan tsunami di Palu. Anggota Polri juga dikabarkan ikut menjadi korban, meski jumlahnya masih terus diperbaharui.
ADVERTISEMENT
"Kita evakuasi juga anggota, anggota Polri yang jadi korban 8 orang, namun masih dicari lagi," kata Dedi tanpa merinci lebih jauh berapa anggota Polri yang tewas dan luka akibat bencana tersebut.
Selain kesulitan tersebut di atas, Dedi menerima informasi bahwa rumah sakit di Palu tak bisa beroperasi. Saat ini korban sangat membutuhkan makanan, obat, dan alat berat.
"Bahan makanan, obat-obatan, penerangan, sama alat berat. Diutamakan untuk evakuasi korban di reruntuhan," pungkasnya.