Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pernyataan Menkopolhukam Wiranto yang menyebut hoaks jelang pemilu adalah terorisme adalah hal yang seharusnya tidak diucapkan pejabat pemerintah. Fadli menyebut, seharusnya Wiranto mendapat sanksi atas pernyataannya itu.
ADVERTISEMENT
"Saya kira ini pernyataan sangat ngawur dan pernyataan ngawur seperti ini seharusnya diberikan sanksi karena tidak boleh seorang pejabat pemerintah, apalagi Kemenkopolhukam, bicara tidak berdasarkan aturan," kata Fadli di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (21/3).
Fadli menyebut, hoaks dan terorisme sama sekali tidak berhubungan. Ia juga mengaku tidak memahami alasan Wiranto mengeluarkan pernyataan seperti itu.
"Sejak awal yang namanya terorisme itu ada definisinya, apa itu terorisme. Ini enggak ada hubungannya dengan yang ada sekarang. Harus segera dicabut (pernyataannya). Saya kira saya enggak tahu maksud di belakangnya. Apakah ini memang sedang mabuk atau apa," ucapnya.
Padahal, menurut Fadli, isu hoaks tidak hanya menyerang kubu petahana saja, namun juga pihak Prabowo-Sandi. Ia juga menganggap, produsen hoaks biasanya dekat dengan kekuasaan.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya kira justru produsen hoaks itu siapa kita lihat, lebih banyak orang-orang dekat dengan kekuasaan. Jadi ini seperti maling teriak maling," pungkasnya.
Menkopolhukam Wiranto sebelumnya menyebut serangan hoaks yang dilemparkan jelang pemilu bisa dikategorikan sebagai terorisme. Misalnya, masyarakat yang termakan hoaks akan menjadi takut datang ke TPS.
“Saya terangkan tadi hoaks ini kan meneror masyarakat. Terorisme ada fisik dan nonfisik. Terorisme kan menimbulkan ketakutan di masyarakat. Kalau masyarakat diancam dengan hoaks untuk takut datang ke TPS, itu sudah ancaman, itu sudah terorisme,” ungkap Menkopolhukam, Wiranto, di kantor Kemenkopolhukam, Rabu (20/3).
Menurut Wiranto, hoaks tidak berbeda dengan teror karena ia mengusik ketenangan serta menebarkan ketakutan kepada masyarakat. Khusus dalam konteks pemilu, hoaks membuat masyarakat takut datang ke TPS.
ADVERTISEMENT
“Adanya isu dan hoaks bahwa pemilu itu akan rusuh, sebelum (penyelenggaraannya) ada gerakan masa, setelah pemilu ada people powers. Ini saya sendiri heran mengapa isu itu dilemparkan, padahal kan keadaan damai-damai saja,” ungkapnya.