Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fadli soal Puisi 'Doa': Itu Bukan Untuk Mbah Moen, Tapi Pihak Kedua
12 Februari 2019 17:43 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Puisi 'Doa yang Ditukar' karangan Fadli Zon menuai protes dari kalangan santri. Menanggapi hal ini, Fadli mengaku tidak ada masalah dengan para santri.
ADVERTISEMENT
Fadli juga mempersilakan para santri atau pihak lain yang keberatan dengan puisinya jika ingin menempuh jalur hukum. Namun ia menegaskan puisi tersebut ditulis sebagai bentuk ekspresi dan tidak ditujukan kepada KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen.
“Santri enggak ada (masalah). Saya sudah bicara sama kiai, sama santri enggak ada (masalah). Mau melaporkan puisi? Silakan laporkan puisinya. Itu bagian dari ekspresi dan saya tegaskan, saya sebagai orang berekspresi itu bukan (ditujukan kepada) Mbah Moen,” kata Fadli di Rumah Sekretariat Nasional Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2).
Fadli menegaskan ia menghormati Mbah Moen. Sehingga puisi tersebut bukan ditujukan kepada Mbah Moen, melainkan kepada seseorang atau yang ia sebut pihak kedua, yang akhirnya memenggal doa tersebut.
ADVERTISEMENT
“Justru kita hormati Mbah Moen sedang berdoa. (Tapi) doanya dipenggal. Itu kan ada pihak kedua. Jadi tolong digunakan akal sehat,” tuturnya.
Sementara kata 'kau' yang dipermasalahkan itu, ditujukan Fadli kepada penguasa. Sehingga ia mempersilakan jika ada pihak yang ingin 'menggoreng' isu ini.
“Mbah Moen saya hormati. (Kata 'kau') itu untuk kau penguasa. Itu kan puisi, tapi kalau mau digoreng-goreng, digoreng aja, silakan,” tegasnya.
Puisi tersebut diunggah Fadli pada 3 Februari 2019. Puisi tersebut disebut ditujukan untuk Mbah Moen yang sebelumnya kepeleset lidah menyebut nama Prabowo alih-alih Jokowi yang duduk di sampingnya saat sedang memimpin doa. Puisi itu mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Salah satunya putri sulung Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid, yang mempertanyakan apakah puisi itu merujuk pada Mbah Moen.
ADVERTISEMENT
"Siapa bandar? Siapa pembisik? Siapa kacung makelar? Bukan 'Kau'," kata Alisa dalam kolom komentar.
Berikut penggalan puisi karangan Fadli yang kemudian dipermasalahkan:
"Doa yang sakral, kenapa kau tukar
Direvisi sang bandar
Dibisiki sang kacung makelar
Skenarionya berantakan bubar
Pertunjukan dagelan vulgar."