Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kembali membuat catatan tentang situasi politik Tanah Air memasuki tahun politik 2018. Dalam tulisan berjudul '2018. Jangan Lagi Bilang Hentikan Keributan', Fahri menyebut tahun 2018 adalah tahun ribut.
ADVERTISEMENT
"Mari kita bantu mengingatkan Pak @jokowi karena kita akan memasuki tahun 2018 yang sebetulnya tahun politik penuh. Saya ingin membuat catatan dengan niat membantu. Kalau diterima baik alhamdulillah, kalau enggak ya enggak apa-apa," tulis Fahri dikutip dari websitenya, fahrihamzah.com, Minggu (31/12).
Pandangan ini juga disampaikan Fahri melalui Instagram dan Twitternya. Fahri menyebut, tahun 2018 disebut tahun politik penuh karena awal 2019 semua suksesi digabung, semua pemimpin nasional dipilih bersamaan: DPR, DPD, presiden dan wakilnya. Artinya, tahun 2018 akan penuh dengan dinamika politik. Suka atau tidak suka.
"Semua negara demokrasi yang ada proses pemilu luber jurdil gitu. Karena dalam demokrasi, semua suksesi itu terjadwal. Kompetisi terjadwal," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Fahri, pertarungan politik lebih baik difasilitasi dan menjadi kegembiraan daripada disumbat dan meledak. Dalam demokrasi, kita percaya kedewasaan rakyat. Jadi, kalau nanti banyak yang kritik pemerintah, ya terimalah. Itu konsekiensi berkuasa. Jangan khawatir.
"Tahun 2018 besok, ada banyak orang yang akan turun ke gelanggang melakukan kritik kepada pemerintah. Mungkin kemarin 3 tahun libur, karena sibuk atau menahan diri. Tapi tahun 2018 orang semuanya ingin jadi pemain, mereka akan ambil bagian," paparnya.
"Saya perlu sampaikan ini agar tim penguasa petahana mempersiapkan diri," imbuh politikus asal NTB itu.
Apalagi kata Fahri, tahun 2018 akan ada Pilkada serentak. Maka tak hanya akan jadi perantara kepada pertarungan politik 2019, tapi merupakan pertarungan itu sendiri. Siapkan pertahanan yang baik.
ADVERTISEMENT
"Saya perlu sampaikan ini supaya jangan ada 2 sikap ekstrem: Pertama menganggap ini sebagai upaya menjatuhkan pemerintah, atau kedua menganggap pemerintah enggak perlu nanggapin. Ini bisa berbahaya," ucap Fahri.
Fahri mengatakan, menganggap kritik sebagai upaya menjatuhkan pemerintah adalah keterlaluan, sebab untuk apa menjatuhkan pemerintah sementara pemilu tinggal setahun lagi. Jadi justru menaiknya udara dan suhu politik dalam demokrasi itu biasa. Hadapilah dengan baik.
"Tapi, menganggap itu semua tidak perlu dilayani juga bahaya. Sebab catatan saya 3 tahun ini pemerintah kurang menanggapi politik dan kritik. Sebab kalau tidak yang akan rugi pertahana sendiri. Ini sebenarnya rahasia. Tapi buat pak @jokowi kita kasih," lanjut Fahri.
Fahri menyebut menyampaikan pandangan ini agar ada pengelolaan politik yang lebih sehat. Semoga bangsa ini dapat melalui tahun politik secara baik dan selamat. "Tahun 2018 Esemka pasti akan ditagih. Ada ratusan janji Pak @jokowi pasti juga akan ditagih," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Live Update