Fahri Hamzah soal Kartu Kuning BEM UI untuk Jokowi: Ekspresi Mahasiswa

2 Februari 2018 13:17 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fahri Hamzah terkait status Setya Novanto (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fahri Hamzah terkait status Setya Novanto (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
ADVERTISEMENT
Seorang mahasiswa UI berdiri memberikan kartu kuning di depan Jokowi dan seluruh tamu undangan yang hadir di acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia. Mahasiswa itu akhirnya diamankan oleh pihak Paspampres.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menanggapi peristiwa itu. Menurutnya, kampus sebagai ruang akademis memang lekat dengan kritik. Karena itu, sebagai presiden, Jokowi tidak perlu alergi terhadap kritik dari mahasiswa.
"Katanya Ketua BEM-nya mengangkat kartu kuning di ruang pertemuan itu dan dibawa keluar oleh Paspampres, saya bilang itu ekspresi mahasiswa," kata Fahri di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (2/2).
"Harusnya Pak Jokowi itu, siapa ini? Oh BEM, harusnya ngomong, ayo apa kritik Anda kepada pemerintah, saya ingin mendengar," lanjut Fahri.
Fahri berkata, Jokowi seharusnya tidak membawa embel-embel kekuasaan ketika berada di dalam kampus. Sebab, kampus adalah arena kebebasan berpikir dan berpendapat.
Tak hanya itu, apabila Jokowi tidak siap mendapat kritik, sebaiknya tidak usah masuk ke dalam kampus.
ADVERTISEMENT
"Jokowi kalau enggak berani didemo, tak usah masuk kampus," katanya.
Presiden Joko Widodo ke Lampung (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo ke Lampung (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
"Dia (Jokowi) harus terbuka dong, kita tidak boleh membawa feodalisme dan kekuasaan di dalam kampus, di situ tempat kita berpikir, orang menyatakan pendapatnya secara bebas nah itu yang sangat saya sesalkan nuansanya birokrasi," lanjut Fahri.
Sebelumnya, Ketua BEM UI 2018 Zaadit Taqwa melakukan aksi mengangkat kartu kuning di depan Jokowi. Aksi itu sebagai kritik terhadap pemerintah karena masalah gizi buruk yang menimpa Suku Asmat, isu penghidupan kembali dwifungsi Polri/TNI terkait usulan Penjabat gubernur dari Polri, dan penerapan peraturan baru organisasi mahasiswa.
Setelah peristiwa ini, rencana pertemuan Jokowi dengan BEM UI yang semula dijadwalkan, batal.