Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Fethullah Gulen Pasrah, Tidak Akan Kabur dari Kejaran Erdogan
13 Juli 2017 14:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Fethullah Gulen mengaku pasrah dan tidak akan kabur dari kejaran pemerintah Turki yang menudingnya mendalangi kudeta tahun 2016. Bahkan jika Amerika Serikat mengekstradisinya, dia mengaku siap.
ADVERTISEMENT
Kalimat ini terlontar dari mulut Gulen dalam wawancara khusus dengan Reuters, Kamis (12/7), saat ditemui di kediamannya di Pennsylvania. Ulama berusia 79 tahun ini menampik rumor yang mengatakan dia mau kabur ke Kanada untuk menghindari ekstradisi.
"Rumor itu tidak benar sama sekali," kata Gulen kepada Reuters.
"Jika AS melihat ekstradisi terhadap saya langkah yang tepat, saya akan pergi (ke Turki)," lanjut dia.
Gulen, mantan kawan Erdogan, telah hidup di pengasingan di AS sejak tahun 1999. Gerakan yang dia motori, Hizmet, yang berarti "jasa" dalam bahasa Turki, menyebarkan paham Islam moderat.
Gerakan ini telah mendirikan berbagai sekolah Islam bergaya-Barat di seluruh dunia, mendukung pasar bebas, dan komunikasi antaragama.
Erdogan menuding Gulen yang mendalangi kudeta militer yang gagal di Ankara dan Istanbul tahun lalu. Saat itu, tentara pembangkang mengerahkan tank, jet tempur, mengebom parlemen, dan mencoba menculik Erdogan. Sebanyak 240 orang tewas terbunuh dalam peristiwa itu.
ADVERTISEMENT
Gulen sekali lagi membantah tudingan tersebut. Dia menegaskan Erdogan harus digulingkan melalui aksi damai dan pemilu, bukan cara-cara yang non-demokratis.
"Saya tidak pernah mendukung kudeta dan penggulingan," kata Gulen.
Namun Erdogan tetap bersikeras Gulen berada di balik kudeta tersebut. Semua unsur Hizmet di Turki diberantas. Sebanyak 50 ribu orang ditahan dan 150 ribu pekerja sipil, termasuk guru, hakim, dan tentara yang diduga berpaham Gulen dipecat.
Erdogan secara langsung kepada Presiden Barack Obama tahun lalu telah meminta AS mengektradisi Gulen. Namun AS bergeming, mengatakan ekstradisi baru akan dilakukan jika tuduhan terhadap Gulen punya bukti-bukti yang kuat.
Gulen menyerukan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump membantu rakyat Turki memperoleh kebebasan politik lagi. Menurut dia, cara-cara Erdogan mempertahankan kekuasaan, termasuk dengan memberangus media, adalah bentuk "kediktatoran."
ADVERTISEMENT
"Jika Erdogan mendengar suara dari Amerika Serikat atau Uni Eropa, Parlemen Eropa, Brussels, mengatakan: 'Apa yang kau lakukan salah, sistem pengadilanmu tidak bekerja,' mungkin dia akan berubah pikiran," kata Gulen.