Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Filipina Sebut WNI Pengebom Gereja Jolo Bernama Abu Huda
3 Februari 2019 3:06 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano menyatakan, pelaku bom bunuh diri yang terjadi di salah satu Gereja Katedral, Filipina adalah pasangan suami istri asal Indonesia.
“Saya yakin mereka orang Indonesia,” kata Ano, dilansir CNN Phillipines, Sabtu (2/2).
“Ada dua orang asing yang terlibat dalam pengeboman itu dan mereka dibantu oleh Abu Sayyaf,” lanjutnya lagi.
Ano mengatakan, pasangan pelaku bom bunuh diri tersebut seringkali diduga sebagai orang Malaysia. Tetapi Ano tetap yakin pada pendiriannya bahwa mereka berasal dari Indonesia.
Menurut Ano, pelaku pria bernama Abu Huda dan telah menetap lama di Provinsi Sulu. Sementara istrinya, yang tidak disebut namanya, baru tiba di Filipina beberapa hari sebelum keduanya mengebom gereja katolik itu pada Minggu (27/1).
Pasangan tersebut menerima bantuan dari kelompok teroris lokal bernama ‘Alias Kamah’, sub kelompok dari organisasi separatis ekstrimis Abu Sayyaf.
Kelompok ini diduga sebagai pihak yang membimbing, mempelajari sasaran, melakukan pemantauan rahasia dan membawa pasangan itu untuk menyerang pulau yang mayoritas warganya pemeluk Islam tersebut.
ADVERTISEMENT
Ano menuding aksi bom bunuh diri dari pasangan Indonesia bertujuan untuk menjadi contoh bagi teroris Filipina untuk melakukan hal yang serupa. Sebab, menurut Ano, teroris di Filipina tidak melakukan serangan bunuh diri karena dianggap bertentangan dengan tradisi dan kebiasaan Filipina.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri RI menyatakan belum dapat mengkonfirmasi apakah bom bunuh diri di Pulau Jolo itu melibatkan WNI atau tidak.
“Dari kemarin kita sudah melakukan komunikasi dengan otoritas di Filipina, nah informasi yang kami terima sampai pagi ini, informasi yang kita peroleh menyatakan bahwa identifikasi pelaku belum bisa dikonfirmasikan,” ujar Menlu Retno Marsudi dalam acara Diplofest di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (2/2).
Hal ini juga dibenarkan oleh pihak KBRI Manila yang hingga siang tadi belum juga menemukan bukti keterlibatan WNI dalam insiden tersebut.
“Informasi dari sumber kami di Davao, siang ini berdasarkan olah TKP belum ditemukan keterlibatan WNI,” kata humas dan media KBRI Manila Agus Buono saat dihubungi kumparan, Sabtu (2/2).
“Sinyalemen yang disampaikan Mendagri saat ini sedang didalami oleh Densus 88 Polri bersama Atase Polri KBRI Manila dan Staf Teknis Polri Davao,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT