Foto: Indonesia Darurat Sampah Plastik

27 November 2018 12:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
ADVERTISEMENT
Masih kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia dengan bahaya sampah mengakibatkan tumpukan sampah berserakan di berbagai tempat. Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi tidak memikirkan imbasnya terhadap lingkungan sekitar. Sampah plastik merupakan salah satu yang berbahaya, karena sulit untuk didaur ulang.
ADVERTISEMENT
Sampah plastik yang sering dibuang di sungai sering bermuara di laut. Tak jarang sampah plastik memenuhi laut dan tepi pantai. Bibir pantai di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat merupakan salah satu pantai yang tercemar sampah plastik. Di lokasi tersebut tumpukan sampah plastik dari sedotan, kemasan makanan ringan dan berbagai macam sampah nonorganik.
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
zoom-in-whitePerbesar
Nelayan menyandarkan perahunya di bibir pantai yang dipenuhi sampah plastik di Desa Dadap, Indramayu, Jawa Barat. (Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Selain di Jawa Barat sampah plastik juga sudah lama terlihat di Cilincing, Jakarta Utara. Di Cilincing sampah plastik terlihat memenuhi tepian pantai. Selain bau yang tak sedap sampah ini juga menjadi salah satu sumber penyakit yang bisa saja menyerang masyarakat di sekitar lokasi tersebut.
Sampah plastik dan styrofoam di garis pantai di Cilincing di Jakarta. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik dan styrofoam di garis pantai di Cilincing di Jakarta. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
Sampah plastik dan styrofoam di garis pantai di Cilincing di Jakarta. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik dan styrofoam di garis pantai di Cilincing di Jakarta. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
Sampah plastik dan styrofoam di garis pantai di Cilincing di Jakarta. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik dan styrofoam di garis pantai di Cilincing di Jakarta. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
Penemuan bangkai seekor paus sperma (Physeter macrocephalus) di Pulau Kapota, Wakatobi, pada Minggu (18/11), sangatlah menyedihkan. Pasalnya dalam perut paus yang mulai membusuk itu ditemukan 5,9 kilogram sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Salah satu peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan hal ini harus menjadi pengingat bagi kita atas kondisi Indonesia yang sudah darurat sampah plastik.
Muhammad Reza Cordova, penelitian pencemaran laut LIPI, mengatakan kemungkinan besar paus di Wakatobi itu mati akibat sampah plastik di perutnya.
Reza juga menjelaskan bahwa berdasarkan riset yang sedang ia lakukan, jumlah sampah plastik di lautan Indonesia memang sudah dalam tingkat tinggi dan berbahaya.
Reza juga menuturkan bahwa berdasarkan data yang ia pelajari, ada sekitar 100 hingga 200 ribu ton sampah plastik per tahunnya yang masuk ke lautan Indonesia. Oleh karena itu, ia menyarankan agar kita menghindari penggunaan plastik sekali pakai, baik jenis kantong plastik atau sedotan.
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
zoom-in-whitePerbesar
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
zoom-in-whitePerbesar
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
zoom-in-whitePerbesar
Seekor Paus Sperma (Physeter macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi dalam kondisi sudah membusuk (18/11). (Foto: Dok. WWF)
Selain paus masih banyak lagi hewan yang terkena dampak dari pencemaran sampah plastik. Salah satunya adalah seekor buaya di Palu Sulawesi Tengah. Sudah bertahun-tahun buaya tersebut terjerat ban bekas di lehernya. Buaya tersebut menjadi korban dari sampah yang dibuang secara sembarangan.
Seekor buaya yang terjerat ban bekas sepeda motor muncul di permukaan air di Muara Sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/7). (Foto: Antra/Mohamad Hamzah)
zoom-in-whitePerbesar
Seekor buaya yang terjerat ban bekas sepeda motor muncul di permukaan air di Muara Sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/7). (Foto: Antra/Mohamad Hamzah)
Seekor buaya yang terjerat ban bekas sepeda motor muncul di permukaan air di Muara Sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/7). (Foto: Antra/Mohamad Hamzah)
zoom-in-whitePerbesar
Seekor buaya yang terjerat ban bekas sepeda motor muncul di permukaan air di Muara Sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/7). (Foto: Antra/Mohamad Hamzah)
ADVERTISEMENT