Gatot Ledek Fahri soal Salaman dengan Jokowi: Dalam Hati, Saingan Gue

25 Mei 2018 22:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
Fahri Hamzah berjabat tangan dengan Jokowi. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Fahri Hamzah berjabat tangan dengan Jokowi. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dalam acara buka bersama Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia sempat meledek Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah. Gatot menyindir Fahri yang sempat bersalaman dengan Jokowi saat buka puasa bersama di Istana Negara beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
“Kalau foto sama Presiden, berdiri dalam hatinya, nih saingan gue nih. (Tapi) kelihatannya ketawa-ketawa, kenapa Bung Fahri?” ucap Gatot sambil tertawa saat meledek Fahri, di Jalan Afrika Selatan, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (25/5).
Dalam acara tersebut, Gatot juga menyampaikan pernah melakukan kunjungan ke berbagai kampus untuk bertanya kepada mahasiswa soal apa yang akan mereka lakukan jika menjadi presiden.
Fahri Hamzah dan Gatot di Bukber KA KAHMI. (Foto: Raga Imam/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Fahri Hamzah dan Gatot di Bukber KA KAHMI. (Foto: Raga Imam/kumparan)
“Beberapa kali saya ke UI dan ITB. Saya pancing mahasiswa, saya katakan, seandainya saudara Presiden di sebuah negara, berdasarkan analisis negara kita krisis makanan, air, dan energi dan Anda melihat Indonesia suatu negara yang berlimpah, apa yang kamu lakukan?“ ujar Gatot saat menirukan pertanyaan.
Ia mengatakan saat itu jawaban mahasiswa adalah ingin membeli dan menguasai media masa. Sebab, dengan membeli media massa, mereka bisa membentuk opini masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Bayangkan jawabannya membeli dan menguasai media massa. Saya bilang apa itu? Dengan menguasai media massa, kita bisa bentuk opini masyarakat yang salah,” kata Gatot.
Namun, Gatot mengingatkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam dan kekuatan yang luar biasa. Potensi inilah yang harus selalu dioptimalkan. Maka itu, lanjut dia, pemikiran untuk memaksimalkan potensi Indonesia harus terus ditumbuhkan demi kemajuan bangsa.
"Kita lahir sebagai bangsa yang besar. Kita punya basis yang kokoh," tutupnya.