Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Geger Kelakuan Seleb Medsos yang Jadi Influencer di Mata Agensi
21 Februari 2018 13:44 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Belakangan ini warganet dihebohkan dengan sebuah daftar kelakuan seleb medsos yang menjadi influencer. Mulai dari Awkarin, Arief Muhammad, Rachel Vennya, hingga sederet selebriti seperti Raditya Dika, Nikita Mirzani, dan Verrel Bramasta. Nama-nama tersebut masuk dalam daftar yang tersebar di jagat maya.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan, daftar yang berisi ulasan tersebut, berawal dari unggahan di jejaring sosial Facebook oleh akun Dino Augusto. Dalam unggahannya, Dino yang bekerja di agensi itu menuliskan bahwa belakangan ini banyak permintaan klien untuk mengajak para influencer.
Namun, Dino melihat mulai banyak permasalahan baru ketika agensi bekerja sama dengan influencer, meskipun tidak semuanya menimbulkan masalah.
"Makin besar followers-nya, makin snob dan jual mahal, berasa artis (ini paling geli). Padahal sebelum followers-nya ribuan dia bukan siapa-siapa di industri kami," tulis Dino.
Dino menambahkan terdapat sederet permasalahan yang ia hadapi sejauh ini. Dari keenam masalah yang disebutkan, salah satunya yakni sikap influencer yang ia nilai kurang baik.
"Memperlakukan agency kayak berasa kami yang butuh, jadi begitu dikejar-kejar nggak punya attitude, malah marah balik," imbuhnya.
Tak disangka, unggahannya berbuntut lahirnya 'daftar hitam' ratusan nama influencer yang terbagi dalam dua kelompok --bad and good. Kelompok baik dan buruk itu ditentukan oleh agensi yang pernah bekerja langsung dengan para influencer. Dalam daftar yang tersiar di media sosial itu, tercantum banyak nama influencer serta aneka macam kelakuannya.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, salah seorang warganet di akun Twitter @miund menyebut daftar itu dapat dikategorikan sebagai sebuah fitnah.
"Etiskah sampai penilaian terhadap para influencer ini beredar ke khalayak? Shouldn't this be confidential? Budaya citizen journalism yang keblinger dan salah kaprah mulai merasuk industri komunikasi. Saya ogah terlibat di dalamnya," tulisnya.
Tak lama berselang, melalui sebuah surat klarifikasi yang diunggah ke akun Instagram @dinoaugusto, Dino menjelaskan bahwa ia tidak ada kaitannya dengan daftar itu.
"Pertama-tama saya ingin menyampaikan rasa sesal saya atas artikel yang saya tulis di grup Facebook 'Ahensi dan Ex Ahensi'. Saya konfirmasi bahwa tulisan itu berdasarkan pengalaman pribadi dan kekhawatiran saya. Niat saya tulus hanya untuk membagikan uneg-uneg saya," tulis Dino.
ADVERTISEMENT
Ia pun menegaskan bahwa daftar yang dibuat di formulir daring itu tidak ada sangkut pautnya dengan Dino.
"Aku hanya post ini, kemudian beredarlah Google Form berisi blacklist yang diisi sama member thread tersebut. Aku nggak ada hubungannya sama penciptaan/penulisan/pengedaran Google Form tersebut," tandas Dino dikonfirmasi kumparan (kumparan.com ) Rabu (21/2).
Dino berharap agar kasus ini dapat dijadikan pelajaran bagi semua pihak.
"Saya harap dapat dijadikan refleksi oleh influencer dan pihak agensi untuk kolaborasi di masa mendatang," tutupnya.