Gerakan Rompi Kuning di Prancis, Siapakah Mereka?

11 Januari 2019 5:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang demonstran anti pemerintah "Rompi Kuning" saat berhadapan dengan polisi di Paris, Prancis, pada Sabtu (5/1/2019). (Foto: AFP/Sameer Al-Doumy )
zoom-in-whitePerbesar
Seorang demonstran anti pemerintah "Rompi Kuning" saat berhadapan dengan polisi di Paris, Prancis, pada Sabtu (5/1/2019). (Foto: AFP/Sameer Al-Doumy )
ADVERTISEMENT
Prancis sedang bergejolak karena kondisi perekonomian yang tidak stabil akibat naiknya harga bahan bakar, tingginya biaya hidup, dan kebijakkan pajak yang memberatkan kelas menengah dan pekerja. Masalah-masalah tersebut membuat masyarakat Prancis melakukan unjuk rasa dan demonstrasi yang ditujukan kepada pemerintahan Presiden Emmanuel Macron yang sekarang.
ADVERTISEMENT
Para demonstran tersebut melakukan aksinya dengan menggunakan “gilets jaunes” atau rompi kuning, sehingga dikenalah mereka sebagai kelompok rompi kuning. Bagaimana kelompok rompi kuning ini bermula?
Kelompok ini berawal dari petisi online di change.org yang dibuat oleh seorang wanita dari daerah Seine-et-Marne pada Mei 2018. Petisi yang intinya memprotes kebijakkan perekonomian di Prancis berhasil mendapatkan lebih dari 300.000 tanda tangan.
Seorang demonstran anti pemerintah "Rompi Kuning" saat berhadapan dengan polisi di Paris, Prancis, pada Sabtu (5/1/2019). (Foto: AFP/Abdul ABEISSA)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang demonstran anti pemerintah "Rompi Kuning" saat berhadapan dengan polisi di Paris, Prancis, pada Sabtu (5/1/2019). (Foto: AFP/Abdul ABEISSA)
Bersamaan dengan petisi tersebut, dua orang pria dari daerah yang sama membuat acara melalui Facebook untuk memblokir semua jalan di Prancis pada 17 November 2018. Pemblokiran jalan tersebut menjadi aksi pertama rompi kuning yang merupakan sebuah bentuk protes dari naiknya harga bahan bakar yang dianggap terlalu berlebihan dikarenakan mengikuti naiknya pajak.
ADVERTISEMENT
Sebuah video yang berisi ide untuk menggunakan rompi kuning beredar dalam grup tersebut. Maka mulailah mereka menggunakan rompi kuning pada aksi pertama mereka. Rompi kuning dipilih karena visibilitasnya yang tinggi yang menjadi simbol bahwa mereka ingin aksinya dilihat.
Selain itu, rompi kuning juga merupakan atribut yang umum digunakan oleh para demonstran di seluruh dunia yang memiliki keluhan serupa.
Para demonstran Anti Pemerintah "Rompi Kuning" saat berjalan di Bordeaux, Prancis, pada Sabtu (5/1/2019). (Foto: AFP/MEHDI FEDOUACH )
zoom-in-whitePerbesar
Para demonstran Anti Pemerintah "Rompi Kuning" saat berjalan di Bordeaux, Prancis, pada Sabtu (5/1/2019). (Foto: AFP/MEHDI FEDOUACH )
Kelompok kuning diatur secara horizontal tanpa adanya pemimpin, meskipun beberapa pemimpin tidak resmi mulai bermunculan. Beberapa dari mereka diterima, namun ada juga yang ditolak. Kelompok ini tidak berasosiasi dengan partai politik atau organisasi buruh manapun.
Anggotanya berasal dari semua spektrum, dari yang tadinya pendukung Macron di pemilihan presiden 2017, mereka yang abstain, mereka yang berasal dari kelompok kanan eksrim, dan juga dari kelompok kiri ekstrim. Kelompok ini menyebar melalui media sosial.
ADVERTISEMENT
Mereka juga digambarkan sebagai kelompok yang populis dan gerakkan akar rumput untuk keadilan ekonomi. Mereka melawan kelompok elit kaya yang tinggal di kota besar dan yang memiliki kuasa besar di Prancis.
Seorang demonstran "Rompi Kuning" memakai topeng berdiri dihadapan mobil polisi Paris, Prancis, pada Sabtu (5/1/2019) (Foto: AFP/Bertrand GUAY)
zoom-in-whitePerbesar
Seorang demonstran "Rompi Kuning" memakai topeng berdiri dihadapan mobil polisi Paris, Prancis, pada Sabtu (5/1/2019) (Foto: AFP/Bertrand GUAY)
Banyak partisipan kelompok ini yang tinggal di daerah pedesaan atau pinggiran kota dimana kondisi perekonomiannya lemah dan tingkat pengangguran tercatat tinggi. Mereka sangat tergantung dengan penggunaan mobil untuk bermobilisasi, sehingga naiknya harga bahan bakar merupakan beban yang sangat berat bagi mereka.
Keluhan awal mengenai tingginya harga bahan bakar pun mulai melebar ke tuntutan pengubahan kebijakkan pajak, peningkatan upah minimum, sampai berhentinya Macron dari jabatan presiden.
Massa rompi kuning melakukan aksi protes di kota Paris, Prancis. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)
zoom-in-whitePerbesar
Massa rompi kuning melakukan aksi protes di kota Paris, Prancis. (Foto: REUTERS/Stephane Mahe)
Sayangnya, aksi demonstrasi yang tidak memiliki pemimpin cukup susah untuk diatur sehingga bentrokkan dan provokasi sering terjadi ketika kelompok rompi kuning sedang melakukan aksinya. Penyebaran informasi di dalam grup tersebut juga tidak terstruktur yang menyebabkan miskomunikasi.
ADVERTISEMENT
Hadirnya kelompok sayap kanan di dalam grup ini juga membuat sebagian masyarakat Prancis ragu untuk bergabung menjadi anggota rompi kuning. Aksi kelompok kuning yang sekarang disebut-sebut sebagai aksi yang paling brutal setelah kerusuhan di bulan Mei 1968 di Prancis.