Gerindra: Prabowo Jenguk Ibu Korban Trisakti 98 Tak Terkait Pilpres

23 Februari 2018 10:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo jenguk Hira Tety Yoga, Ibu korban 98. (Foto: Twitter/@Gerindra)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo jenguk Hira Tety Yoga, Ibu korban 98. (Foto: Twitter/@Gerindra)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria membantah bahwa kunjungan Prabowo Subianto menjenguk ibunda dari korban penembakan pada tragedi Trisakti 1998 adalah bentuk membangun citra jelang Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Prabowo menjenguk Hira Tety Yoga yang merupakan ibu dari mendiang Elang Mulia Lesmana di RS Dharmais, Jakarta Barat.
"Enggak ada hubungan dengan membangun citra (untuk Pilpres), itu karakter dia (Prabowo)," ujar Riza Patria kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (23/2).
Menurut Riza, Prabowo adalah sosok yang mudah bersimpati. Selain itu, Prabowo dalam setiap kegiatannya tidak pernah menunjukkan atau memamerkan ke publik atas apa yang ia lakukan.
Ia menjelaskan sikap simpati lainnya adalah ketika Prabowo membantu Walfrida Soik, tenaga kerja asal Nusa Tenggara Timur itu untuk dibebaskan dari hukuman mati di Malaysia.
"Pak Prabowo itu orangnya sangat mudah bersimpati itu karakter beliau dan enggak pernah mempublikasi. Karena memang benar membantu, bener bekerja dan bukan orang yang pencitraan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Maka itu, ia tidak terlalu kaget atas kunjungan Prabowo ke ibunda dari korban penembakan pada tragedi Trisakti 1998, Elang Mulia Lesmana di rumah sakit. Riza menegaskan kunjungan itu tidak ada kaitannya dengan agenda Pilpres 2019.
"Kalau hari ini dateng bentuk simpati dan perhatian beliau. Dan beliau enggak ada hubungannya dengan kasus Trisakti, kasus HAM lainnya, saya kira itu bentuk perhatian saja, enggak ada hubungannya dengan pencitraan," tandasnya.
Sebelumnya, pada Pilpres 2014 lalu, Prabowo banyak diterpa isu miring salah satunya adalah isu HAM. Prabowo dituding memiliki andil dalam tragedi 1998 yang menghilangkan para aktivis kala itu.