Gerindra Protes UGM Izinkan Tsamara Isi Acara di Kampus

15 November 2018 6:02 WIB
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany (tengah) menjadi pembicara di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany (tengah) menjadi pembicara di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sikap Universitas Gadjah Mada (UGM) yang mengizinkan Ketua DPP PSI Tsamara Amany menghadiri diskusi di kampus mendapat sorotan. Hal ini jelas berbeda ketika politikus Gerindra Sudirman Said batal tampil dalam diskusi kebangsaan di UGM.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi X DPR dari fraksi Gerindra, Nizar Zahro menyesalkan hal itu. Nizar langsung mengirimkan protes ke Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir.
"Sudah saya sampaikan protes saya ke Kemenrisktekdikti langsung. Ada beberapa kampus yang seakan-akan ada perbedaan. Kalau dari pihak petahana seakan-akan diberikan kebebasan melakukan diskusi," kata Nizar, Kamis (15/11).
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
Nizar menilai, apa yang dilakukan Tsamara dan Sudirman Said sejatinya sama. Keduanya menggelar diskusi tanpa membahas politik atau pilihan politik mereka. Tapi, nyatanya perlakuan UGM berbeda.
"Semestinya ini jadi sebuah jawaban bahwa apakah UGM kemarin melarang Pak Sudirman dan Ferry Mursyidan Baldan melakukan diskusi di sana apakah ketakutan, akibat ketakutan atau apa kita kan enggak tahu, tapi ini merupakan catatan bagi saya di Komisi X," jelas dia.
Sudirman Said (tengah, berbaju batik) memberikan materi dalam Seminar Kebangsaan 'Kepemimpinan di Era Milenial' di Sleman,Yogyakarta. (Foto: dok. istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Sudirman Said (tengah, berbaju batik) memberikan materi dalam Seminar Kebangsaan 'Kepemimpinan di Era Milenial' di Sleman,Yogyakarta. (Foto: dok. istimewa)
Nizar berencana membawa masalah ini dan menanyakan langsung kepada Menristekdikti saat rapat dengan Komisi X. Bagi dia, sikap UGM ini merupakan sebuah ketidakadilan. Sudah seharusnya, semua kampus menerapkan aturan yang tidak memperbolehkan kegiatan politik ada di lingkungan kampus.
ADVERTISEMENT
"Jelas ini ada ketidakadilan dan keberpihakan. Dari kubu petahana seakan-akan dari koalisi mereka bebas melaksanakan diskusi. Dulu dari kubu kita tidak diperbolehkan dengan berbagai alasan," tutur dia.
"Kalau mereka bisa menjawab kepada kita kenapa Tsamara diperbolehkan, kenapa Pak Sudirman itu tidak diperbolehkan berdasarkan peraturan kampuslah, Permendikbud ah, enggak apa-apa, yang penting kita menuntut keadilan yang berlaku sama tidak ada keberpihakan," ucap Nizar.
Sebelumnya, Tsamara didaulat menjadi pembicara di UGM, Rabu (14/11). Tsamara tampil sebagai pembicara dalam acara Feminist Talkshow bertajuk ‘Perempuan dalam Kebijakan Publik’.
Tsamara menolak bahwa agendanya kali ini adalah kampanye. Dia menegaskan bahwa ia menjadi pembicara dalam porsi sebagai pribadi yang menyuarakan masalah gender dan kekerasan pada perempuan.
ADVERTISEMENT
“Saya kira saya di sini murni berbicara masalah gender, masalah kekerasan seksual. Tidak ada niat kampanye apa pun. Saya enggak mengajak memilih, jadi nggak ada persoalan itu. Ini juga sudah jauh-jauh hari kita bicarakan,” tegas politikus muda ini.
kumparan berusaha mengkonfirmasi soal ini ke UGM, tapi belum mendapat respons.