Gerindra Sebut Jokowi Amnesia soal Uang Rp 11 Ribu T di Luar Negeri

2 Maret 2019 22:20 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
Wasekjen Gerindra Andre Rosiade Foto: Instragam @andre_roside
zoom-in-whitePerbesar
Wasekjen Gerindra Andre Rosiade Foto: Instragam @andre_roside
ADVERTISEMENT
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo meminta pesaingnya, Prabowo Subianto untuk membeberkan data terkait uang rakyat Indonesia sebesar Rp 11 ribu triliun rupiah yang berada di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Tentang uang Rp 11 ribu triliun rupiah yang berada di luar negeri itu disinggung Prabowo dalam pidato kebangsaan di acara 'Prabowo Menyapa', di Grand Pacific Hall, Sleman, DIY, Rabu (27/2).
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade mengatakan, terkait data uang WNI sebesar Rp 11 ribu triliun rupiah itu berasal dari pemerintah.
Bahkan, menurut Andre, Jokowi pernah menyebut hal serupa tentang uang WNI sebesar Rp 11 ribu triliun yang berada di luar negeri.
"Pak Jokowi itu pernah dua kali bilang uang WNI ada Rp 11 ribu triliun di luar negeri. Pertama itu diucapkan Jokowi saat pemerintah gemborkan program tax amnesty di JI-Expo, Kemayoran dan di Hotel Clarion, Makasar," kata Andre kepada kumparan, Sabtu (2/3).
ADVERTISEMENT
"Dicek saja, ada kok jejak digitalnya," imbuhnya.
Oleh karena itu, Andre menyayangkan sikap Jokowi yang justru seakan-akan lupa dengan data-data yang pernah disampaikan ke publik. Andre pun menganggap Jokowi seperti amnesia dan tak sepatutnya seorang kepala negara seperti itu.
"Pak Jokowi ini amnesia. Dulu beliau sosok yang dijuluki dengan istilah 'I don't know what i'm sign'. Tapi sekarang julukan buat Pak Jokowi yang tepat adalah 'I don't know what i say'," tegas Andre.
Andre menambahkan, sikap seperti itu menandakan Jokowi tidak sepatutnya menjadi seorang pemimpin.
"Mana ada kepala negara itu lupa dengan apa yang dia sampaikan. Nggak cuma ini, di debat kedua, Pak Jokowi juga menyebutkan data-data pemerintah yang nggak valid alias hoaks," jelas Andre.
ADVERTISEMENT
"Jadi sudah jelas Pak Jokowi ini sangat tidak potensial memimpin Indonesia di periode ke-2. Oleh karena itu Pak Prabowo hadir untuk memperbaiki keadaan dan menuju Indonesia yang berkeadilan dan makmur," tutupnya.
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato kebangsaan di SICC Sentul, Bogor, Minggu (24/2/2019). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Sebelumnya, Berdasarkan penelusuran kumparan, angka Rp 11.000 triliun itu berasal dari pemerintah sendiri. Pada 2016 saat mendorong program tax amnesty, Bambang Brodjonegoro yang saat itu masih menjadi Menteri Keuangan di Kabinet Kerja menyatakan bahwa potensi aset WNI yang disimpan di luar negeri mencapai lebih dari Rp 11.000 triliun.
"Saya bicara potensinya, melihat potensinya seperti itu. Tadi kan sempat disebut bahwa GDP kita Rp 11.000 triliun, tepatnya Rp 11.400 triliun. Nah dari perhitungan kasar kami, potensinya uang Indonesia di luar negeri, maka saya sebut lebih besar dari GDP kita, jadi lebih dari Rp 11.400 triliun (setara USD 876 miliar dengan kurs Rp 13.000 per dolar AS)," ungkap Bambang pada 4 Mei 2016.
ADVERTISEMENT
Jokowi pun pernah membenarkan data tersebut. Dikutip dari setkab.go.id, Jokowi menyatakan bahwa ternyata uang bangsa Indonesia yang berada di bawah bantal, di bawah kasur, dan yang disimpan di luar negeri masih banyak sekali. Data yang ada di kementerian ada kurang lebih Rp 11.000 triliun.
“Datanya saya ada di kantong saya ada. Yang hadir di sini saya hafal satu, dua masih nyimpan di sana, masih. Wong namanya ada di kantong saya,” kata Jokowi saat menghadiri acara sosialisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty, di Hotel Clarion, Makassar, 25 November 2016.