Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Gerindra Sindir Pidato Jokowi: Mending Revisi Impor Sontoloyo
8 November 2018 8:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pada pidato Presiden Joko Widodo di pembekalan caleg Partai Hanura terselip sindiran yang ditujukan untuk sosok yang mengklaim tegas namun suka marah-marah. Akan tetapi Jokowi tak mendetailkan kepada siapa sindiran itu ditujukan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal itu, anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra Andre Rosiade menilai sindiran tersebut lebih baik Jokowi untuk bekerja dengan baik, bukan mengeluarkan sindiran-sindiran. Ia meminta Jokowi untuk merevisi kebijakan impor bahan pokok dan lainnya.
"Kalau menyindir Pak Prabowo, Pak Prabowo itu enggak pernah marah-marah begitu dalam pidato. Lebih baik, Pak Jokowi perbaiki kebijakan sontoloyo kementerian perdagangan saat ini," kata Andre saat dihubungi kumparan, Kamis (8/11).
Menurutnya, selain impor bahan pokok seperti beras dan jagung, impor lainnya yang perlu disoroti yakni impor semen. Sebab menurutnya, produksi semen dalam negeri saat ini berlimpah namun tak terserap proyek dalam negeri lantaran adanya impor.
"Sekarang pabrik semen banyak yang tutup, mengurangi kapasitas produksi, kenapa itu terjadi di saat katanya pemerintah membangun infrastruktur luar biasa? Karena kebijakan impor, impor, impor, demen banget impor gitu loh," ucapnya.
Kembali terkait pidato, Andre menerangkan bahwa Prabowo tak pernah merasa tersindir oleh Jokowi. Sebab menurutnya Prabowo dalam berpidato tak pernah marah-marah. Nada dan penekanan dalam setiap pidato Prabowo merupakan gambaran ketegasannya.
ADVERTISEMENT
"Kalau Pak Jokowi mau menyindir Pak Prabowo, enggak relevan kalau bagi kami. Karena kami pun sering mendengar pidato Pak Prabowo, Pak Prabowo enggak pernah marah-marah," kata dia.
Hal senada juga diutarakan Tim sukses Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahean. Politikus Demokrat itu malah menganggap isi pidato Jokowi soal marah-marah seperti sedang membicarakan diri sendiri. Sebab belakangan ini, kata dia, Jokowi sering marah-marah.
"Beliau sedang membicarakan dirinya, karena beliau belakangan ini yang sering marah-marah. Makanya marah, keluarlah kata gebuk, marah, keluarlah kata sontoloyo, marah, keluarlah ngajarin lainnya berantem. Itu jadi sebetulnya yang suka marah-marah itu ya Pak Jokowi," ujar Ferdinand kepada kumparan, Kamis (8/11).