Gerindra soal Anies-Sandi Disoraki: Sebagai Pemimpin Harus Tahan

15 Juni 2018 14:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menganggap biasa insiden Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno yang disoraki ketika bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo. Menurut Muzani, para penyorak melihat Anies dan Sandi sebagai pihak yang berada di sisi berseberangan dengan Jokowi saat Pilgub DKI lalu.
ADVERTISEMENT
"Ah itu biasa, mereka itu datang untuk mendatangi presiden kalau kemudian disoraki kan dulu Anies maju tidak didukung oleh Jokowi," kata Muzani di Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Jumat (15/6).
Muzani mengatakan bahwa teriakan kelompok yang saling berseberangan tidak perlu dipersoalkan. "Di sana kemudian dianggap beda warna barangkali, saya kira nggak apa-apa, mau ditepoki, mau disoraki saya kira enggak apa-apa," ujarnya.
Justru, Muzani menganggap bahwa peristiwa tersebut sebagai ujian Anies-Sandi sebagai seorang pemimpin di dunia politik. Keduanya diharapkan terbiasa menerima perlakukan semacam itu. Ia menilai hal itu sebagai tantangan yang harus dihadapi seorang pemimpin.
"Sebagai pemimpin Anies-Sandi harus tahan, yang kecil-kecil gitu enggak apa-apa, itu bagian dari proses naturalisasi sebagai pemimpin," tutup Wakil Ketua MPR itu.
ADVERTISEMENT
Anies dan Sandi menghadiri open house yang digelar Jokowi di Istana Bogor. Pada saat akan menaiki tangga dan melintasi antrian warga yang hendak masuk istana, Anies dan Sandi disoraki oleh sejumlah warga. Teriakan 'huuu' sempat meramaikan suasana.
Menanggapi hal itu, Anies langsung melemparkan senyuman. Ia juga langsung menyalami para warga yang menyorakinya.