Ghouta Kembali Dibombardir, Warga Sebut Gencatan Senjata Rusia Lelucon

28 Februari 2018 16:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Serangan Udara di Wilayah Ghouta Timur (Foto:  AFP PHOTO / Ammar Suleiman)
zoom-in-whitePerbesar
Serangan Udara di Wilayah Ghouta Timur (Foto: AFP PHOTO / Ammar Suleiman)
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata yang dicanangkan Rusia ternyata tidak bisa menghentikan kekerasan di Ghouta Timur. Rezim Suriah kembali membombardir wilayah itu dan menewaskan lebih banyak lagi warganya.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, Rabu (28/2), gencatan senjata sesuai dengan anjuran Presiden Vladimir Putin sedianya dilakukan selama lima jam dari pukul 09.00 hingga 14.00 waktu setempat. Namun pengeboman Ghouta masih dilancarkan, menewaskan tujuh orang.
Rusia mengatakan gencatan senjata diperlukan untuk membuka koridor kemanusiaan untuk evakuasi para korban dari wilayah yang disebut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres sebagai "neraka di Bumi" itu.
Rezim Bashar al-Assad dilaporkan menyediakan bus di pos pemeriksaan Al-Wafideen di perbatasan Ghouta yang bersebelahan dengan ibu kota Damaskus. Namun tidak ada warga Ghouta yang berani menghampiri perbatasan yang dihiasi foto besar Bashar al-Assad dan Putin itu.
Warga masih hidup dalam ketakutan, bersembunyi di ruang-ruang bawah tanah tanpa makanan dan minuman. Mereka mengatakan, gencatan senjata Rusia adalah langkah yang palsu.
Kehancuran di Ghouta, Suriah. (Foto: REUTERS/ Bassam Khabieh)
zoom-in-whitePerbesar
Kehancuran di Ghouta, Suriah. (Foto: REUTERS/ Bassam Khabieh)
"Gencatan senjata Rusia hanya lelucon. Rusia yang membunuhi dan mengebom kami setiap hari. Saya tidak yakin akan aman bagi saya dan keluarga untuk pergi menggunakan sistem ini," kata warga Ghouta, Samer al-Buaidhani, 25.
ADVERTISEMENT
Warga Ghouta lainnya di wilayah Hammuriyeh, Mohammed Abdullah, mengatakan Suriah ingin agar warga meninggalkan daerah itu, atau mati.
"Kami punya dua pilihan: Mati atau pindah. Serangan ini adalah bentuk pemusnahan, bukan hanya bombardir. Yang kami inginkan gencatan senjata permanen dan penuh untuk seluruh Ghouta," kata Abdullah.
Memasuki pekan kedua serangan besar di Ghouta Timur, organisasi relawan Dokter Lintas Batas (MSF) menghitung jumlah korban tewas sudah mencapai 700 orang dan terluka sekitar 3.700 orang.
Itu adalah korban yang terhitung tewas atau terluka di klinik dan rumah sakit yang didirikan MSF di Ghouta, jumlah sebenarnya diperkirakan lebih banyak lagi.
"Perlu ditekankan bahwa jumlah ini hanya perkiraan terendah. Angka ini terhitung dari berbagai fasilitas MSF, tapi ada banyak tempat lain yang tidak kami fasilitasi," ujar Lorena Bilbao, koordinator operasional MSF di Suriah, kepada Al-Arabiya.
ADVERTISEMENT