Golkar: Jokowi Tak Ajak Berantem Fisik Tapi Adu Ide dan Opini Publik

5 Agustus 2018 15:56 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Sarmuji, Kader Partai Golkar. (Foto: Twitter @DPP_Golkar)
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Sarmuji, Kader Partai Golkar. (Foto: Twitter @DPP_Golkar)
ADVERTISEMENT
Wasekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji ikut angkat bicara terkait dengan pidato Presiden Joko Widodo yang dinilai memprovokasi dan memecah belah masyarakat. Menurut Sarmuji, pernyataan tersebut hanyalah kewaspadaan menghadapi masa kampanye pilpres dan pileg.
ADVERTISEMENT
"Intinya tidak boleh membangun permusuhan dalam kontestasi politik. Ini sekaligus juga peringatan agar tidak ada yang mengajak bermusuhan karena aksi hanya akan mendatangkan reaksi," kata Sarmuji saat dihubungi, Minggu (5/8).
Selain itu, menurut Sarmuji, kata berantem yang dimaksud Jokowi bukanlah dalam artian berantem secara fisik, tapi berantem dengan ide dan gagasan. "Istilah berantem tadi juga bukan dalam pengertian fisik tetapi lebih berantem dalam ide dan opini publik," kata Sarmuji.
"Atau mungkin juga itu sebuah ungkapan yang lama terpendam akibat banyaknya celaan yang selama ini tidak pernah beliau balas," lanjut Sarmuji.
Sebelumnya, Jokowi berpidato di hadapan para pendukung dan relawannya di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8). Dalam pidatonya, Jokowi berpesan kepada para pendukung dan relawannya agar menggunakan cara-cara damai dalam berpolitik dan berkampanye.
ADVERTISEMENT
"Lakukan kampanye yang simpatik. Tunjukkan diri kita relawan yang bersahabat dengan semua golongan. Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.