Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali Wayan Koster mengadu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) terkait polemik reklamasi Pelabuhan Benoa. Sebab, menurutnya sebagian mangrove kini mati.
ADVERTISEMENT
“Di atas tol itu, saya lapor pada Bapak Wapres, 'Saya lagi marah sama Pelindo', 'Kenapa Pak Gubernur?', 'Karena dia tidak tertib dalam menjalankan reklamasi akibatnya mangrovenya mati', 'Yang mana mati?', 'Yang itu',” kata Koster menceritakan percakapannya dengan Jusuf Kalla, Senin (2/9).
Koster melaporkan matinya mangrove saat mendampingi Jusuf Kalla menghadiri acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-24 di Bali, Rabu (28/8).
Menurutnya, Jusuf Kalla juga terlihat geram saat melihat tanaman mangrove yang mati. Jusuf Kalla, kata dia, bahkan langsung menelepon Dirut Pelindo III selaku kontraktornya.
“Jadi beliau langsung nanya, 'Siapa yang melaksanakan ini Bapak Gubernur?', 'Pelindo', 'Pelindo mana?', 'Pelindo III'. Beliau langsung telepon dirutnya,” kata Koster.
Dia menyebut Pelindo III mengakui kesalahannya dan meminta maaf saat ditelepon Jusuf Kalla. Politikus senior Partai Golkar itu kemudian menyuruh Pelindo III bertemu dengan Koster secara langsung.
ADVERTISEMENT
“Pelindo mengakui kesalahan serta minta maaf, Bapak Wapres memerintahkan Dirut Pelindo menghadap saya, tanggal 28 Agustus pukul 16.00 WITA,” ungkap Koster.
Dalam pertemuan dengan Pelindo, Koster meminta tiga hal. Mulai dari minta (Pelindo) maaf ke warga Bali, menyetop reklamasi, hingga memulihkan kawasan mangrove itu menjadi kawasan ruang terbuka hijau.
“Secepatnya, hari ini sedang dibahas di Kemenko Kemaritiman. Prinsipnya harus mengikuti instruksi gubernur dan Pelindo setuju dan mengakui kesalahannya. (Pelindo) Setuju, semua setuju karena perintahnya Wapres,” kata dia.
Seperti diketahui, Koster meminta reklamasi Pelabuhan Benoa dihentikan sementara. Sebab, 17 hektare tanaman mangrove mati akibat tak ada tanggul air dan penyaring lumpur yang dibangun sebelum reklamasi dilakukan. Akibatnya, air laut tak bisa mengairi tanaman, malah lumpur banjir ke kawasan mangrove tersebut.
ADVERTISEMENT