Heningnya Rumah Daperum dan Keluarga 3 Hari Usai Pembunuhan

16 November 2018 13:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi rumah keluarga korban pembunuhan Pondok Gede hari ke 3. (Foto:  Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi rumah keluarga korban pembunuhan Pondok Gede hari ke 3. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
Nyaris terbengkalai. Begitulah kondisi yang bisa digambarkan di rumah milik Daperum Nainggolan dan keluarga, yang dibunuh pada Selasa (13/11).
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, Jumat (16/11), tak ada perubahan sejak olah TKP yang dilakukan pada Selasa tersebut. Garis polisi masih membentang mengitari rumah korban, begitu pula dengan tumpukan kain, di pintu samping.
Saat mengintip melalui lubang ventilasi, yang berada tepat di atas ruangan terbunuhnya Daperum dan Istri. Nampak bercak darah belum hilang dari lantai di ruangan tersebut.
Kondisi rumah keluarga korban pembunuhan Pondok Gede hari ke 3. (Foto:  Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi rumah keluarga korban pembunuhan Pondok Gede hari ke 3. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Selain itu, beberapa persoalan dialami oleh penghuni kontrakan. Salah satunya adalah masalah air.
“Kemaren saat hari H air dimatikan oleh petugas polisi. Jadi beberapa kamar tidak mendapat air,” ucap Salman, penghuni kamar kos milik Daperum, ketika ditemui di Jalan Bojong Nangka, Pondok Gede, Bekasi, pada Jumat (16/11).
Namun, Salman tidak menerima masalah air. Karena ia berada di bangunan sisi kanan kontrakan, sementara mereka yang tinggal di sisi kiri kesusahan mendapat air.
ADVERTISEMENT
“Yang sebelah kiri itu sekarang menimba air di kamar di sisi kanan, memang kosong, dan enggak mati,” tambah Salman.
Kondisi rumah keluarga korban pembunuhan Pondok Gede hari ke 3. (Foto:  Andreas Ricky Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi rumah keluarga korban pembunuhan Pondok Gede hari ke 3. (Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan)
Selain itu, anjing milik korban juga telah tidak ditemui di lokasi. Kelompok pegiat satwa lalu merawat anjing tersebut. Sebab, tidak satupun penghuni kontrakan berani mengutak-atik lingkungan tersebut.
“Kami enggak berani mas, takut salah langkah, kan masih ada garis polisinya. Ya pagar dibiarkan kebuka gitu aja, tumpukan kain itu di depan juga tidak kami bersihkan. Sama sekali tidak kami sentuh,” tutup Salman.
Daperum, istri, dan kedua anaknya dibunuh pada Selasa (13/11). Tak lama kemudian, polisi berhasil menangkap pelaku bernama Haris Simamora yang tak lain masih kerabat korban.
Pembunuhan ini diduga dilatarbelakangi sakit hati karena korban kerap dimarahi oleh pelaku. Haris membunuh Daperum dan keluarganya dengan linggis yang sudah diibuang ke Kalimalang.
ADVERTISEMENT