Homo Floresiensis, Manusia Kerdil Tertua di Indonesia

27 Maret 2017 13:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Homo Floresiensis (Foto: Flickr)
Penjelajahan para pengendara Motorcross di salah satu hutan di Aceh dikagetkan oleh sekelebat sosok kecil yang lari begitu kencang. Manusia kerdil tidak hanya terdapat di Aceh, keberadaan mereka juga disinyalir ada di Flores, Nusa Tenggara Timur.
ADVERTISEMENT
Suku-suku manusia kerdil konon masih hidup hingga sekarang di beberapa tempat di Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Pertemuan dengan Suku Mante menjadi bukti eksistensi manusia kerdil di Indonesia.
Manusia kerdil telah ada lama sejak manusia hidup di jaman purbakala. Bukti manusia berukuran di bawah rata-rata manusia ditemui di Indonesia, tepatnya di Flores.
Tempat ditemukannya tulang Homo Floresiensis. (Foto: Wikimedia Commons)
Mengutip The Guardian, tim arkeolog asal Australia dan Indonesia menemukan tengkorak manusia purba yang berukuran kecil. Di dalam situs arkeologi terkenal di Flores bernama Liang Bua, ditemukan sebuah tengkorak berukuran kecil dan beberapa tulang belulang dari tubuh manusia yang hanya setinggi 1 meter.
Temuan manusia purba bermula pada eksplorasi yang dilakukan pada akhir tahun 90-an. Awal mulanya, para peneliti mengira bahwa tulang belulang tersebut adalah milik anak-anak.
ADVERTISEMENT
Tim yang dipimpin Professor Morwood baru mengumumkan tulang berusia 8000 tahun pada tahun 2004 sebagai manusia purba dewasa. Potongan tulang belulang manusia kemudian menjadi sebuah temuan spesies baru yang diberi nama Homo floresiensis.
Temuan ini sempat dicibir oleh beberapa peneliti lainnya karena pada saat itu, dunia arkeologi hampir jarang sekali mendapati manusia kerdil dalam setiap kegiatan penjelajahan. Tulang belulang tersebut danggap sebagai jasad manusia modern yang mengalami disabilitas lalu terkubur di Liang Bua. Bahkan ada beberapa pihak yang meremehkan temuan kerangka manusia purba.
Tengkorak manusia purba Homo Floresiensis (Foto: Wikimedia Commons)
Namun pada tahun 2009, fakta tambahan menyudahi perdebatan terkait Homo floresiensis. William Jungers, paleoantropolog asal Amerika Serikat menyebutkan bahwa bentuk ruas jari tulang tersebut begitu identik dengan manusia purba. “Bentuk kaki Homo floresiensis tidak dimiliki oleh manusia modern,” ungkap Jungers.
ADVERTISEMENT
Jungers juga menambahkan bahwa ukuran kerdil Homo Floresiensis merupakan hal yang otentik jika dibanding temuan manusia purba lainnya. Dalam pohon keluarga manusia purba, mulai dari Australopiths hingga Homo erectus, ukuran kerdil jarang sekali ditemui. Hal ini disebabkan fenomena Island Dwarfing, atau penyusutan ukuran badan akibat perubahan kondisi lingkungan tempat makhluk tersebut hidup.