IDI: Praktik 'Cuci Otak' dr Terawan Belum Dibuktikan Secara Ilmiah

3 April 2018 16:35 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjelasan IDI soal dr. Terawan 'Pencuci Otak' (Foto: Adim Mugni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjelasan IDI soal dr. Terawan 'Pencuci Otak' (Foto: Adim Mugni/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akhirnya mengakui bahwa pemecatan sementara dr Terawan Agus Putranto terkait dengan praktik 'cuci otak'. Menurut IDI praktik 'cuci otak' belum terbukti secara ilmiah.
ADVERTISEMENT
"(Pelanggarannya) menyangkut itu (cuci otak, -red) dan juga metode yang dikerjakan. Jadi kalau ngobatin itu enggak coba-coba. Sudah dilakukan oleh orang ilmiah, tapi belum dibuktikan secara ilmiah," kata pengurus IDI Jakarta Pusat dr. Riza Omar Kastanya di Kantor IDI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (3/4).
Selain itu, lanjut dia, praktik 'cuci otak' dr Terawan belum disosialisasikan ke dokter yang lain, termasuk pengurus IDI. "Benar dan enggaknya kan harus dapat ketetapan dulu," ungkap dia.
"Itulah yang dikatakan mengaplikasikan pengetahuan dengan sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab," sambungya.
Ia menjelaskan, selama ini memang ada keluhan dari pasien ke IDI soal praktik 'cuci otak' dr Terawan. Hal itu yang kemudian menjadi salah satu pertimbangan IDI memecat dr Terawan.
ADVERTISEMENT
"Kalau sudah kasus seperti ini, tentunya sudah ada itu. Tidak mungkin ada kasus di majelis kalau tidak ada bukti-bukti, kalau tida ada dampak, kan kayak gitu. Makanya majelis enggak bisa hanya grup kecil," katanya.
DR dr Terawan Agus Putranto (Foto: Facebook @Berita Dokter)
zoom-in-whitePerbesar
DR dr Terawan Agus Putranto (Foto: Facebook @Berita Dokter)
Selama ini, dr Terawan dikenal sebagai dokter kepresidenan era Susilo Bambang Yudhoyono yang menelurkan ide 'cuci otak' untuk menghilangkan plak-plak. Banyak pejabat yang telah menjadi pasien dr Terawan, di antaranya, Aburizal Bakrie, Sudi Silalahi hingga eks Kepala BIN Hendropriyono. Seniman Butet Kartaredjasa juga pernah menjadi pasien dr Terawan.
Kepada kumparan, Butet menyebut tidak ada yang aneh dengan praktik 'cuci otak' dr Terawan. Ia pun menjalani segala prosesnya secara sadar.
"Dialiri oksigen lalu dia masuk dalam pembuluh-pembuluh lembut di seluruh rongga otak itu dengan cara dikateter. Kateternya dimasuki semacam kawat lembut gitu di dalam tubuh kita, kayak operasi, kayak pasang pen jantung, itu kan juga kayak gitu teknologi mutakhirnya.
Surat pemecatan DR. Dr. Terawan Agus Putranto (Foto: Instagram @@vanitambayong)
zoom-in-whitePerbesar
Surat pemecatan DR. Dr. Terawan Agus Putranto (Foto: Instagram @@vanitambayong)
ADVERTISEMENT