Ihsanul, Makan Nasi Tahu hingga Jadi Pebisnis Beromzet Ratusan Juta

29 Juli 2018 9:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjadi pebisnis tentu akan dihadapkan dengan beragam risiko. Jatuh bangun dalam usaha adalah hal yang lazim saat meraih puncak kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, gambaran tersebut tak menyurutkan niat hati seorang Ihsanul Afwan, pemuda asal Pasaman Barat, Sumatera Barat. Sanul, begitu dia akrab disapa, lahir dari keluarga pedagang. Sanul kini tengah menjalankan dua roda bisnis, yaitu di bidang online store yang bernama Nusantaraia dan juga travel yang diberi nama Travelia.
Perjalanan Sanul hingga bisa terjun ke dunia bisnis bisa dibilang terjadi secara alamiah. Kepada kumparan, Sanul berkisah ekonomi keluarga yang ditimpa badai mengantarkannya pada lika-liku kehidupan bisnis.
Pengusaha muda Ihsanul Afwan (Foto: Nesia Qurrota A'yuni/kumparan)
Pada mulanya Sanul dan keluarganya hidup berkecukupan. Setiap pekannya mereka bahkan berjalan-jalan mengelilingi indahnya tanah Minang, hanya untuk sekadar makan atau mengunjungi rumah nenek. Namun, badai mulai menerpa kala pemuda kelahiran 1994 itu memasuki SMP.
ADVERTISEMENT
“Menjelang saya masuk SMP itu memang ada sedikit perubahan ekonomi di mana tadi enggak pernah jalan-jalan karena kendaraan sudah dijual,” cerita Sanul kepada kumparan, Jumat (13/7).
Jatuhnya ekonomi keluarga membuat Sanul memutar otak, menekan pengeluaran atau menambah pendapatan. Anak keenam dari delapan bersaudara itu tak mau lagi meminta banyak uang kepada orang tuanya.
“Nah karena hal itu, karena saya sadar beban orang tua cukup banyak, tanggungan anaknya juga cukup banyak, saya yang termasuk enggak berani, enggak berani minta terhadap orang tua,” papar Sanul.
Tahun 2013, Sanul merantau ke Depok. Dia diterima menjadi mahasiswa jurusan Antropologi Sosial UI.
Mengingat ekonomi keluarganya yang belum mapan, Sanul menggunakan uang kuliah yang seharusnya dibayar untuk menutupi kebutuhan perlengkapan mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa bulan, dia bahkan hanya makan nasi putih dengan tahu. Kadang, dia bisa makan lebih enak kala teman sedaerahnya berbaik hati berbagi lauk dengannya.
Hari demi hari berlalu, tiba saatnya Sanul harus melunasi uang kuliah. Dia mulai bingung bagaimana menutup biaya studinya itu. Dia akhirnya memutuskan untuk untuk kerja part time atau magang untuk menambah pundi-pundi penghasilan.
“Cuma ternyata enggak segampang itu juga. Sehingga akhirnya saya barulah mulai buka usaha online store seperti itu di market place dan itu yang sampai saat ini alhamdulillah semakin berkembang,” ungkap Sanul.
Ihsanul Afwan Pengusaha Muda (paling kiri) (Foto: Dok. Ihsanul Afwan )
Bisnis nyatanya menjadi passion Sanul. Berangkat dengan modal nol, dia mulai mengembangkan usahanya. Dari satu lomba bisnis ke lomba bisnis lain dia ikuti untuk menambah modal. Dia belajar berbisnis secara otodidak, tak punya guru bisnis siapa pun.
ADVERTISEMENT
Sanul mengembangkan bisnis bersama anak-anak muda. Dia mengajak mereka yang lulusan SMA hingga mahasiswa untuk bertualang menyelami dunia bisnis. Mereka yang diajak rata-rata berasal dari ekonomi bawah.
Sanul sengaja melakukan hal itu agar rekan-rekannya bisa menghasilkan uang untuk membiayai hidup mereka.
Kini, bisnis Sanul memiliki omzet Rp 200 hingga Rp 300 juta setiap bulannya. Hasil uang itu dia putar untuk kemudian bisa membuka bisnis baru dan membesarkan bisnis yang sudah ada.
“Kalau Nusantaraia itu alhamdulillah satu hari itu transaksi kita mencapai 50 sampai 70 transaksi perharinya. Yang berarti kalau diakumulasi pada pengguna atau user itu ada 50-70 orang. Sedangkan Travelia masih ada dalam proses perkembangan. Terakhir di bulan Juli ini total yang sudah kita berangkatkan itu baru sekitar 40 orang dalam satu bulan,” sebut Sanul.
Ihsanul Afwan Pengusaha Muda (Foto: Dok. Ihsanul Afwan )
Menurut Sanul, pencapaiannya itu masih jauh dari harapan. Akan tetapi, dia tetap bersyukur dan terus berusaha untuk mencapai target.
ADVERTISEMENT
Baginya, adalah kesenangan tersendiri melihat karyawan-karyawannya bisa tersenyum lega ketika menerima gaji.
“Menurut saya dengan berbisnis kita bisa menghasilkan sesuatu yang perkembangannya tidak bisa diduga, yang bisa melebihi apa yang kita bayangkan,” cerita Sanul.
Sempat tak didukung orang tua
Sanul mulai terjun ke dunia bisnis pada akhir 2013 lalu, tepatnya saat dia masih menjadi mahasiswa baru di UI. Bisnis yang dia tekuni tak serta merta dia ceritakan pada dua orang tuanya.
“Karena selama ini mereka tahunya hanya sekadar usaha sampingan yang mungkin hasilnya sekadar nambah jajan,” tutur Sanul.
Baru menjelang kelulusan Sanul pada Agustus 2017 lalu menceritakan bisnis yang dia tekuni pada orang tua. Kelurganya pun sempat tak mendukung. Kejatuhan bisnis yang sempat dialami orang tuanya menjadi alasan kenapa Sanul tidak 100 persen direstui berbisnis.
Ihsanul Afwan Pengusaha Muda (kanan) (Foto: Dok. Ihsanul Afwan )
Sanul awalnya terus diminta untuk berhenti berbisnis oleh orang tuanya. Namun ucapan adik Sanul membuat orang tua mereka akhirnya memberi restu.
ADVERTISEMENT
“Adik saya bilang “gimana dia mau nyari kerja dia udah ngasih orang kerjaan” ujar Sanul menirukan ucapan sang adik.
Kedua orang tua Sanul kini mendukung penuh bisnis yang dilakukan anaknya. Luka lama yang pernah dialami mereka tak menjadi penghalang bagi sang anak.