Ijtima Ulama Jadi Pertimbangan Majelis Syuro PKS Tentukan Capres

28 Juli 2018 10:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diskusi Polemik MNC Trijaya 'Cerita Dibalik Capres Drama Copras-Capres' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7). (Foto: Adhim/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Diskusi Polemik MNC Trijaya 'Cerita Dibalik Capres Drama Copras-Capres' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7). (Foto: Adhim/kumparan)
ADVERTISEMENT
Gerakan Nasioanal Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama menggelar ijtima ulama dan tokoh nasional membahas mengenai Pilpres 2019. Hasil Ijtima Ulama itu akan menjadi pertimbangan PKS untuk dibawa ke sidang Majelis Syuro.
ADVERTISEMENT
"Mereka juga memberikan masukan kepada kami terkait capres dan cawapres. Sepenuhnya rekomendasi Ijtima Ulama menjadi salah satu pertimbangan dalam sidang Majelis Syuro di PKS. Siapa yang mereka umumkan, kami akan usulkan," kata Direktur Pencapresan DPP PKS, Suhud Aliyudin, dalam diskusi Polemik MNCTrijaya 'Cerita Dibalik Capres Drama Copras-Capres' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7).
Lebih lanjut, Suhud mengatakan bahwa pihaknya juga masih terus menjalin komunikasi dengan Partai Gerindra terkait Pilpres 2019. Menurut dia, komunikasi antara PKS dan Gerindra sudah mencapai 80 persen.
"Kalau proses komunikasi sudah bisa dikatakan 80 persen, tinggal 20 persen lagi, apakah ini mencapai titik kesepakatan yang memberikan kenyamanan bagi kami, itu masih ditentukan dalam beberapa hari," ujar Suhud.
ADVERTISEMENT
Dia mengemukakan bahwa koalisi di Pilpres 2019 mendatang masih dinamis. Oleh karena itu perubahan koalisi di pihak oposisi maupun pemerintah, dia menyakini masih akan berubah.
"Kami yakini bahwa politik masih dinamis, karena ada beberapa variabel yang bisa membuat perubahan, bukan hanya di kami pihak oposisi, tapi juga di pihak pemerintah, termasuk di pihak pemerintah," kata Suhud.
Menurut analisisnya, pihak dari koalisi petahana masih belum solid. Hal itu, ujar dia, dapat dilihat dari koalisi pemerintah yang belum mengumumkan cawapresnya.
"Kalau memang solid, harusnya mereka sudah sebut satu nama juga, kenyataanya tidak. Artinya menggambarkan bahwa mereka masih bingung juga, begitu juga memilih," pungkasnya.