India Larang Keramaian pada Perayaan Idul Adha di Kashmir
ADVERTISEMENT
Militer India akan memperpanjang pembatasan di Kashmir jelang Idul Adha yang dirayakan warga setempat pada Senin (12/8).
ADVERTISEMENT
Otoritas India menyatakan, putusan ini diambil untuk mencegah protes dan demo yang berpotensi berujung kerusuhan.
Larangan serta pembatasan kegiatan dan keluar masuk di Kashmir telah dimulai sejak Senin (5/8). Pembatasan diberlakukan usai India mencabut otonomi khusus di Kashmir.
Pada Minggu (11/8) India sempat meringankan pembatasan. Tapi, jelang pergantian hari pengetatan kembali diberlakukan.
Dengan pembatasan tersebut, India melarang melarang keramaian serta pengumpulan massa selama Idul Adha.
"Masyarakat sudah diinformasikan soal situasi yang terjadi, mereka diminta merayakan hari raya di lingkungan rumah," sebut keterangan Kepala Kepolisian Kashmir Dilbagh Singh seperti dikutip dari AFP, Senin (12/8).
"Mereka diberi tahu, bahwa aparat akan mengawasi situasi dan masyarakat diminta salat di lingkungannya saja," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Pengetatan keamanan membuat kegiatan masyarakat Kashmir terganggu jelang Idul Adha. Seorang ibu bernama Razia menyebut, pembatasan menyebabkan dirinya dan keluarga tak bisa membeli baju baru.
"Kami tidak diizinkan keluar rumah, suami saya bekerja sebagai buruh harian tapi karena pembatasan, delapan hari ini dia tidak menghasilkan uang," kata Razia.
Pada awal pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut, pencabutan otonomi khusus di Kashmir ditujukan untuk mengembangkan pembangunan lokal, dan mencegah terorisme.
Dicabutnya otonomi di Kashmir yang sudah berlaku beberapa dekade otomatis membuat wilayah ini berada di bawah kendali penuh New Delhi.
Sebelumnya, ketika otonomi berlaku Kashmir memiliki keistimewaan tersendiri. Hanya warga asli Kashmir yang bisa bekerja di pemerintahan daerah dan memiliki tahan di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT