Indo Barometer: Jokowi, Prabowo, Gatot, dan Anies 4 Besar Capres 2019

15 Februari 2018 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto (Foto: Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Indo Barometer kembali merilis survei elektabilitas capres di Pemilu 2019. Hasilnya dalam simulasi 2 nama, Joko Widodo masih menempati peringkat pertama dengan elektabilitas 48,8 persen. Prabowo berada di peringkat kedua dengan 22,3 persen.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 17,2 persen responden belum memutuskan sementara 6 persen responden merahasiakan calon yang dipilih. 1,2 persen tidak akan memilih dan 4,5 persen menjawab tidak tahu.
Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, menjelaskan keputusan pemilih itu dipengaruhi oleh berbagai dimensi penilaian terhadap kandidat, misalnya psikologis, ideologis, dan kompetensi.
"Contoh dimensi psikologis adalah merakyat, jujur, tegas. Sementara dimensi kompetensi adalah mampu mengatasi pengangguran, kemiskinan, narkoba, pendidikan, kesehatan," ujar Qodari saat memberikan paparan di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Jakarta Pusat.
Survei elektabilitas Capres-Cawapres. (Foto: Dok. Indo Barometer)
zoom-in-whitePerbesar
Survei elektabilitas Capres-Cawapres. (Foto: Dok. Indo Barometer)
"Kandidat yang paling tinggi skornya dalam berbagai dimensi penilaian akan mendapatkan dukungan terbesar dari masyarakat," lanjutnya.
Indo Barometer juga mengukur tren elektabilitas Jokowi dan Prabowo dari Maret 2015 hingga Januari 2018. Tren elektabilitas Jokowi mencapai 45,8 persen di Maret 2015 kemudian jatuh menjadi 34,3 persen di September 2015. Pada Oktober 2016, elektabilitas Jokowi naik menjadi 46,7 persen.
Survei elektabilitas Capres-Cawapres. (Foto: Dok. Indo Barometer)
zoom-in-whitePerbesar
Survei elektabilitas Capres-Cawapres. (Foto: Dok. Indo Barometer)
Pada Maret 2017, elektabilitas Jokowi naik lagi menjadi 50,2 persen. November 2017, elektabilitas mantan Gubernur DKI ini naik menjadi 50,9 persen. Tapi, pada Januari 2018, elektabilitasnya turun menjadi 48,8 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, elektabilitas Prabowo di Januari 2018 naik. Sebagai perbandingan, elektabilitas Jokowi di Maret 2015 mencapai 30 persen, lalu naik menjadi 35,3 persen di September 2015.
Pada Oktober 2016, elektabilitas Prabowo turun menjadi 26,1 persen. Maret 2017, elektabilitas Prabowo naik menjadi 28,8 persen lalu turun menjadi 20,8 persen di November 2017. Pada Januari 2018, elektabilitas Prabowo naik menjadi 22,3 persen.
Survei elektabilitas Capres-Cawapres. (Foto: Dok. Indo Barometer)
zoom-in-whitePerbesar
Survei elektabilitas Capres-Cawapres. (Foto: Dok. Indo Barometer)
Sementara itu, dalam simulasi 6 capres dengan pertanyaan tertutup, elektabilitas Jokowi menempati peringkat pertama dengan 47,5 persen. Prabowo di peringkat kedua dengan 19,4 persen. Peringkat ketiga ditempati Gatot Nurmantyo dengan 2,4 persen.
Anies Baswedan berada di peringkat keempat dengan 1,8 persen. Agus Harimurti Yudhoyono berada di peringkat kelima dengan 0,9 persen. Jusuf Kalla ada di posisi buncit dengan 0,6 persen. Sebanyak 0,2 persen responden tidak memilih dan 14,1 persen belum memutuskan.
ADVERTISEMENT
Survei digelar di 34 provinsi dengan 1.200 responden, dengan margin of error sebesar ± 2.83%, pada tingkat kepercayaan 95%. Responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Waktu pengumpulan data pada tanggal 23 – 30 Januari 2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.