Indonesia Ajak Tiongkok Berkolaborasi Dalam Konsep Indo-Pasifik

14 November 2018 14:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT Ke-21 ASEAN-Cina di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Bayu Prasetyo)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT Ke-21 ASEAN-Cina di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Bayu Prasetyo)
ADVERTISEMENT
Negara-negara di kawasan Indo-Pasifik saat ini merasakan ketidakpastian dan tantangan global. Untuk menghadapi itu, kerja sama erat antarnegara di lingkar Samudera Hindia dan Pasifik sangat diperlukan.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan KTT ASEAN-Tiongkok, Indonesia mengangkat konsep ini. Dikutip dari rilis Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Rabu (14/11), Presiden Joko Widodo mengajak ASEAN dan Republik Rakyat Tiongkok untuk saling berkolaborasi di bawah konsep Indo-Pasifik.
"Kita menghadapi berbagai tantangan keamanan di kawasan, bukan saja di Samudera Pasifik namun juga Samudera Hindia. ASEAN-RRT tidak memiliki pilihan kecuali berkolaborasi menyikapi perkembangan tersebut," kata Jokowi di Suntec Convention Centre, Singapura.
"Satu isu yang ingin saya garis bawahi adalah pentingnya ASEAN dan RRT memperkuat kerja sama di kawasan Indo-Pasifik," lanjut dia.
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT Ke-21 ASEAN-Cina di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11/2018).  (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT Ke-21 ASEAN-Cina di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11/2018). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Jokowi lalu menekankan prinsip penting mengenai konsep Indo-Pasifik tersebut. Jokowi menuturkan Indo-Pasifik tidak hendak mengisolasi satu atau beberapa negara tertentu dalam pergaulan dan kerja sama antarnegara di kawasan.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, sambil menyinggung sentralitas dan peranan ASEAN, konsep Indo-Pasifik menurut Jokowi justru dicetuskan untuk meningkatkan keterbukaan kerja sama negara-negara di kawasan itu.
"Kerja sama Indo-Pasifik yang dikembangkan ASEAN saat ini tidak akan mengisolasi negara tertentu. Selama ini ASEAN telah membuktikan mampu membangun arsitektur kawasan yang terbuka, inklusif, dan berorientasi pada kerja sama, bukan persaingan," ucap Jokowi.
"Sudah lebih 5 dekade ASEAN telah membuktikan diri sebagai lokomotif positif perubahan di kawasan," bebernya.
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT Ke-21 ASEAN-Cina di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11/2018).  (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan KTT Ke-21 ASEAN-Cina di Pusat Konvensi Suntec, Singapura, Rabu (14/11/2018). (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ASEAN memandang RRT sebagai mitra potensial bagi peningkatan kerja sama Indo-Pasifik. Jokowi menyebut, ASEAN dan Tiongkok setidaknya dapat meningkatkan kerja sama dalam sektor kemaritiman.
"Saya berharap RRT dapat menjadi mitra ASEAN dalam kerja sama sektor maritim di kawasan Indo-Pasifik, termasuk dalam mengatasi keamanan laut di Samudra Pasifik dan Hindia, mengatasi polusi laut, dan mengembangkan kapasitas search and rescue di laut," jelas Jokowi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Jokowi berpandangan bahwa inisiatif ASEAN dan Tiongkok mengenai konektivitas sebenarnya dapat saling bersinergi dan mendukung satu sama lain.
Konektivitas kawasan dalam visi Indonesia yang sejalan dengan ASEAN Connectivity 2025 dapat diperkuat dengan inisiatif "Belt and Road" milik RRT untuk memperkuat konektivitas antarkawasan.
"Hanya melalui kolaborasi kita mampu menjadikan ASEAN-Tiongkok sebagai pilar penting perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan," tuturnya.