Indonesia Perkuat Kerja Sama Perdagangan dengan Arab Saudi

3 Maret 2017 12:48 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (Foto: Rivi Satrianegara/kumparan)
Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud ke Indonesia telah menghasilkan beberapa kesepakatan kerja sama antar dua negara. Salah satunya kerja sama di bidang perdagangan melalui Cooperation Program in the Field of Commerce pada Rabu (1/3).
ADVERTISEMENT
Kerja sama tersebut menjadi momentum untuk menjadikan Arab Saudi sebagai mitra perdagangan strategis Indonesia. Apalagi, Arab Saudi merupakan pemain kunci Gulf Cooperation Council (GCC) --aliansi politik dan ekonomi dari enam negara yaitu Saudi Arabia, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain, dan Oman.
“Arab Saudi merupakan pemain kunci Gulf Cooperation Council (GCC). Sudah lama hubungan dan kerja sama perdagangan kita tidak digarap dengan baik. Melalui kesepakatan ini, diharapkan Indonesia dan Arab Saudi dapat menjajaki dan bersama mendorong perdagangan bilateral,” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam siaran persnya yang dikutip Jumat (3/3).
Dalam kerja sama itu, Indonesia dan Arab Saudi sepakat mengembangkan strategi perdagangan luar negeri, melakukan riset pemasaran, mendorong joint activities dan joint courses bidang perdagangan, dan bertukar informasi perdagangan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kedua negara sepakat berbagi pengalaman di bidang basis data perdagangan serta mendorong partisipasi dunia usaha dalam forum, workshop, dan seminar.
Adapun kerja sama tersebut merupakan kesepakatan turunan dari Economic and Technical Cooperation Agreement between Republic of Indonesia and the Kingdom of Saudi Arabia yang ditandatangani pada 1981 oleh kedua negara.
Enggar mengatakan, Indonesia sebenarnya berminat meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Arab Saudi melalui preferential trading agreement (PTA) atau comprehensive economic partnership agreement (CEPA).
Namun, mengingat Arab Saudi terikat dalam aliansi politik dan ekonomi di kawasan Teluk/GCC dalam bentuk custom union, maka kerja sama perundingan perdagangan tersebut harus dilakukan dengan GCC.
“Oleh karena itu, Indonesia mengharapkan dukungan Arab Saudi agar diadakan sebuah studi kelayakan gabungan (joint feasibility study) dalam rangka kerja sama Indonesia-GCC.”
ADVERTISEMENT
Total nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi sepanjang tahun lalu tercatat 4,06 miliar dolar AS atau turun 25,98 persen dibandingkan 2015. Pada tahun lalu, Arab Saudi merupakan negara tujuan ekspor terbesar Indonesia ke kawasan Timur Tengah dengan nilai ekspor 1,33 miliar dolar AS.
Sedangkan impor Indonesia dari Arab Saudi sebesar 2,73 miliar dolar AS. Dengan demikian Indonesia mengalami defisit neraca perdagangan dengan Arab Saudi sebesar 1,39 miliar dolar AS pada 2016 karena impor migas yang besar. Sebaliknya untuk neraca perdagangan nonmigas, Indonesia mendapat surplus sebesar 627,5 juta dolar AS.