Isi Pesan Berantai Presiden Jokowi Tentang Pilkada DKI Adalah Hoax

2 Januari 2018 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoax pesan berantai pidato presiden. (Foto: Instagram/@triawanmunaf dan kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hoax pesan berantai pidato presiden. (Foto: Instagram/@triawanmunaf dan kumparan)
ADVERTISEMENT
Sebuah pesan berantai menyebar. Isinya mengatasnamakan Presiden Jokowi, dan menyinggung Pilkada DKI. Satu hal yang disampaikan di pesan berantai itu mengenai ancaman terhadap keamanan di tanah air dari sejumlah kelompok masyarakat terkait Pilkada DKI.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin dalam siaran persnya, Selasa (2/1) menegaskan bahwa pesan berantai itu hoax.
"Pesan berantai pidato presiden tentang Pilkada DKI adalah hoax," beber Bey dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (2/1).
Berikut siaran pers lengkap dari Bey Machmudin:
Pesan Berantai Pidato Presiden Tentang Pilkada DKI Adalah Hoax
Menanggapi beredarnya sebuah pesan berantai di sosial media yang berisikan pidato Presiden Joko Widodo tentang adanya ancaman terhadap kondisi keamanan di Tanah Air dari sejumlah kelompok masyarakat terkait hasil Pilkada DKI Jakarta tahun 2017, Istana Kepresidenan memastikan bahwa pesan berantai tersebut merupakan berita bohong (hoaks).
Dalam pesan tersebut, dikatakan bahwa Presiden menyampaikan pidato di Stadion Utama Senayan di depan seratus ribu hadirin sebagai tanggapan atas maraknya aksi demonstrasi pasca Pilkada DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
Perlu ditegaskan, Presiden Joko Widodo tidak pernah menghadiri acara dimaksud apalagi menyampaikan pidato yang ada dalam pesan tersebut. Dapat dipastikan pula bahwa penyebaran pesan berantai tersebut merupakan ulah pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi selalu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menghentikan maraknya penyebaran berita bohong atau hasutan yang mengandung fitnah dan kebencian.
“Marilah bersama-sama kita hentikan penyebaran berita bohong atau hasutan, yang mengandung fitnah dan kebencian di media sosial. Mari kita tunjukkan nilai-nilai kesantunan dan nilai-nilai kesopanan sebagai budaya Indonesia,” kata Presiden di Istana Merdeka, 8 Juni 2017 yang lalu.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden
Bey Machmudin
Jakarta, 2 Januari 2018
ADVERTISEMENT