Istana ke BEM SI: Presiden Terbuka, Tak Usah Pakai Syarat Pertemuan

27 September 2019 12:02 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin (28/08/2018). Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin (28/08/2018). Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) memberikan persyaratan jika memang Presiden Joko Widodo ingin berdialog dengan perwakilan mahasiswa. Salah satunya meminta pertemuan dilakukan secara terbuka dan disaksikan langsung publik.
ADVERTISEMENT
Merespons permintaan BEM SI, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menyarankan mahasiswa tetap berdiskusi dengan Jokowi. Lalu, hasil pertemuan dapat disampaikan kepada media usai pertemuan.
"Kalau sekarang ketemu lagi dengan presiden kemudian diliput oleh media, orang duduk bicara dan berdialog itu, tidak ada persyaratan yang saling mengikat. Tapi yang hendak dia jumpa ini adalah presiden," kata Ali kepada kumparan, Jumat (27/9).
"Sehingga kan nanti habis berjumpa dengan presiden kan ada press conference. Jadi ada tata kramalah, kita belajar, hari ini adalah tonggak sejarah untuk mereka bisa menentukan masa depannya," timpalnya.
Ngabalin berharap mahasiswa tak menyampaikan syarat, yang malah membuat pertemuan antara kedua belah pihak gagal terjadi. Ia memastikan Jokowi sangat terbuka mendengar tuntutan dan aspirasi dari mahasiswa.
ADVERTISEMENT
"Jangan pakai persyaratan yang membuat esensi pertemuan itu gagal. Intinya kan bertemu kemudian berdialog, Anda tidak sendiri datang lho. Tidak mungkin bisa dipengaruhi, tapi gunakan hati dan pikiranmu untuk berdialog dengan bapak presiden," jelas Ngabalin.
Ia beralasan ingin agar pertemuan antara mahasiswa dengan Presiden Jokowi berlangsung cair dan bisa jadi kesempatan untuk saling tukar pikiran.
"Saran saya, sebagai bekas mahasiswa, sebagai bekas aktivis, biarlah dialog itu berjalan dengan cair. Kemudian mungkin ada beberapa pandangan dari bapak presiden, mungkin juga ada permintaan dari mereka, monggo," ujar Ngabalin.
"Presiden kan sangat terbuka, tapi tidak usahlah pakai syarat-syarat seperti mau diliput publik dan lain-lain sebagainya. Kalau berharap bahwa pertemuan itu jadi, saling tukar pikiran, kan bukan cuma satu orang yang datang," timpalnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Nurdiyansyah memberi syarat bila Jokowi ingin bertemu dengan mereka. BEM SI merupakan kumpulan dari sejumlah BEM kampus universitas di Indonesia, antara lain UNJ, ITB, IPB, UGM, Unsoed, UI, Trisakti, dan lain-lain.
"Dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional," jelas Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Nurdiansyah dalam keterangannya, Jumat (27/9).