Kisah Arifin Ilham tentang Istri Ketiganya yang Menangis Bahagia

Arifin Ilham dan tiga istrinya makan (Foto: Instagram Yuni Shahla Aceh)

Arifin Ilham telah mengumumkan bahwa dia kini memiliki tiga istri. Meski dia tak menyebutkan siapa istri ketiganya, namun Arifin Ilham tak sungkan menceritakan penggalan kisahnya dengan istri ketiga.

Arifin Ilham menceritakan soal istri ketiganya dalam sebuah pengajian yang digelar Rabu (4/10) dan disiarkan dalam akun Facebook-nya. Dalam pengajian itu, Arifin bercerita tentang istri ketiganya yang menangis.

Arifin memanggil istrinya Neng, sedang istrinya memanggil Arifin A’ atau Aa’ (Abang).

“Kenapa, Neng? Ada apa, Neng?” tanya Arifin Ilham pada istrinya yang menangis saat itu.

“Sudah (salat) dhuha belum?” tanya Arifin lagi.

“Sudah A’,” jawab si istri.

“Kenapa nangis? Orang beriman tak boleh nangis, nangisnya hanya karena Allah,” hibur Arifin.

“Justru Neng nangis karena Allah. Neng bahagia. Makasih ya A’, (telah) bahagiakan Neng,” jawab si istri.

“Insya Allah kita bahagia akhirat,” doa Arifin.

Ceramah Arifin Ilham ini disertai gestur dan ungkapan yang lucu sehingga mengundang tawa jemaah, utamanya jemaah perempuan.

Arifin melanjutkan kisah tentang istrinya. “Dia sudah lama menjanda. Dia minta suami. Diberi oleh Allah SWT. Arifin namanya. Yang istrinya sudah dua, anaknya sudah tujuh. Tidak ada masalah,” ujar Arifin yang mengenakan baju putih ini.

Dalam ceramah yang diwarnai tawa itu Arifin Ilham juga mengingatkan bahwa poligami hanya disarankan bagi yang mampu saja, yang tidak mampu cukup satu istri. "Yang tidak mampu satu saja," ujar Arifin Ilham ditirukan oleh kaum ibu yang menghadiri ceramahnya.

Sedangkan dalam video yang juga diunggah sehari kemudian, tampak Arifin Ilham memberi tausiyah kepada ketiga istrinya. Dia menyebut istri pertama dari Aceh, istri kedua dari Yaman, dan istri ketiga adalah janda beretnis Sunda, berusia 37 tahun, dan beranak dua orang.

Dari istri pertama dan kedua (Yuni dan Rania Bawazier), Arifin Ilham, ustaz 48 tahun kelahiran Banjarmasin, memiliki tujuh anak.

Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, K.H. Muhammad Cholil Nafis, belum lama ini menyatakan perlu ada landasan kuat ketika seseorang melakukan poligami.

Mereka yang berniat melakukan poligami perlu melihat kemampuan diri--melihat kapasitas ekonomi, dan kemampuan berperilaku adil.

“Bicara keadilan adalah mampu membagi waktu, membagi harta, dan membagi perhatian,” ujar Cholil.