Jadi Badut Panggilan, Suharno Dikagumi dan Dikasihani

11 Agustus 2018 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suharno sedang berfoto bersama. (Foto: Fachrizal H/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suharno sedang berfoto bersama. (Foto: Fachrizal H/kumparan)
ADVERTISEMENT
Perjuangan Suharno memenuhi kebutuhan hidup dengan menjadi badut menyentuh hati sekelompok anak muda untuk membantunya.
ADVERTISEMENT
Sekelompok perempuan muda yang diprakarsai oleh Marsya (22), seorang analis bisnis di salah satu perusahaan transportasi swasta di Jakarta. Dia mengadakan acara hiburan yang melibatkan Suharno dengan para anak yatim di Panti Yatim Indonesia, Jakarta Selatan.
"Saya sangat tersentuh dengan semangat Pak Harno bekerja sebagai badut, padahal usia beliau sudah hampir usia tidak produktif, seumuran ayah saya," ujar Marsya.
Suharno (berkostum badut) dan anak-anak di Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (11/8). (Foto: Fachrizal Helmi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suharno (berkostum badut) dan anak-anak di Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (11/8). (Foto: Fachrizal Helmi/kumparan)
Keseriusan Suharno dalam mempromosikan dirinya sendiri sebagai badut pun patut diacungi jempol. Menurut Marsya, Suharno sampai memiliki akun Instagram, Facebook, dan Youtube untuk mengiklankan profesinya sebagai badut panggilan.
"Menurut saya kegigihan Pak Harno tidak ada tandingannya. Dan saya iba sekali saat membaca artikel yang menyebutkan bahwa sekarang Pak Harno hanya sebulan sekali terima job sebagai badut, karena sudah jarang orang menyewa badut,” ungkap Marsya.
ADVERTISEMENT
Upaya Marsya mewujudkan niat baiknya pada Harno itu awalnya kecil-kecilan saja. Ia membagikan posting mengenai Harno ke teman-teman sekitarnya.
Setelah berdiskusi bersama teman-temannya, Marsya sepakat untuk mengadakan acara di sebuah panti asuhan, karena hal ini dirasa sejalan dengan kecintaan Suharno pada anak-anak. Niat mulia Marsya pun mendapat respons positif dari rekan-rekannya.
Suharno sang badut (Foto: Fachrizal H/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suharno sang badut (Foto: Fachrizal H/kumparan)
"Awalnya saya berdua saja, tapi lewat percakapan dari mulut ke mulut, jadinya 7 orang aktif dan hampir semua backgroudnya teman kuliah," ujar Marsya.
Niatan baik Marsya ini banyak mendapat tanggapan positif, baik dari keluarga maupun orang-orang tak dikenal. "Beberapa orang (tak dikenal) meng-DM kami di twitter dan Instagram dan menyumbang anonymously untuk Pak Harno meskipun mereka tidak bisa datang."
ADVERTISEMENT
Sumber pendanaan acara dikumpulkan lewat sumbangan dan dana pribadi dari orang tua, orang tak dikenal, maupun teman-temannya. Semuanya turut iba sekaligus kagum dengan semangat hidup Suharno dan kecintaannya pada anak-anak.
Marsya juga mengaku sangat tertarik untuk membuat acara seperti ini lagi untuk membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan seperti Suharno. Ia juga berharap agar semakin banyak wadah pemberdayaan bagi orang-orang berusia non-produktif seperti Harno.
"Karena pasti sulit sekali bagi mereka untuk menghidupi diri mereka sendiri, apalagi yang masih menjadi tulang punggung keluarga," tutup Marsya.