Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Nama Enzo Zenz Allie menjadi pembahasan belakangan ini. Enzo adalah calon taruna Akmil yang dipersoalkan karena membawa bendera tauhid.
ADVERTISEMENT
Menyikapi kasus itu, Wakil Ketua Komite I DPD Fahira Idris yang membidangi urusan politik, hukum, dan HAM meminta semua pihak menghargai dan menghormati proses seleksi calon prajurit taruna akademi TNI yang meloloskan Enzo Zenz Allie.
Jangan sampai hanya karena asumsi terkait kecintaan Enzo terhadap agamanya, beberapa pihak bebas menuding atau menghakimi Enzo terlibat organisasi radikal bahkan menuding TNI kecolongan telah meloloskan pemuda yang menguasai empat bahasa ini.
“Kita semua tahu lolos Akmil tidak mudah. Prosesnya baik fisik, mental, maupun ideologi juga sangat berat. Selain sangat selektif, TNI juga sangat profesional. Jadi mari kita hargai keputusan TNI yang telah meloloskan Enzo. Tudingan beberapa pihak bahwa Enzo berpaham radikal, baru sebatas asumsi jadi sangat prematur. Apalagi tudingan yang menyebut TNI kecolongan itu berlebihan. TNI lebih paham bibit dan bobot calon tarunanya,” ujar Fahira Idris, di Komplek Parlemen, Senayan Jakarta (12/8).
ADVERTISEMENT
Fahira meminta semua pihak agar obyektif dalam melihat dan menilai berbagai tuduhan yang diarahkan kepada Enzo. Jangan sampai kecintaan seorang anak muda terhadap agamanya malah diartikan tidak cinta NKRI atau tidak nasionalis, bahkan dituding berpaham radikal. Negeri ini punya sejarah panjang melahirkan tokoh-tokoh religius yang rela mengorbankan dirinya berjuang di garis depan untuk menjaga NKRI dan Pancasila.
“Setelah seorang anak muda yang memang bercita-cita menjadi penjaga negara dan Pancasila melewati proses seleksi yang berat, kemudian dengan mudahnya beberapa pihak menuduhnya radikal dan harus dicopot dari Akmil. Kita harus obyektif. Ini menyangkut cita-cita dan masa depan seorang anak. Jangan direnggut begitu saja,” ujar senator dari Jakarta ini.
Fahira berharap semua pihak mempercayakan persoalan ini kepada TNI dan berhenti mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang sifatnya menuding, baik kepada Enzo maupun kepada TNI. Lolosnya Enzo dalam seleksi akademi militer harusnya menjadi parameter utama bahwa kecintaan Enzo akan NKRI tidak perlu diragukan lagi.
ADVERTISEMENT
“Bagi saya cita-cita Enzo menjadi prajurit TNI dan berhasil melewati seleksi adalah implementasi nyata kecintaannya terhadap negeri ini. Saya berharap langkah Enzo untuk menjadi prajurit tangguh penjaga NKRI bisa menjadi kenyataan,” pungkas Fahira.