Jauh-jauh ke Jerman Demi Mempelajari Lalat

25 Maret 2019 8:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hadis Jayanti mengurusi tanaman percobaannya. Foto: Daniel Chrisendo
zoom-in-whitePerbesar
Hadis Jayanti mengurusi tanaman percobaannya. Foto: Daniel Chrisendo
ADVERTISEMENT
Hukum, Ekonomi, dan Kedokteran mungkin masih menjadi bidang ilmu yang paling digemari di perguruan tinggi. Namun seiring dengan berkembangnya zaman beserta tuntutannya, ilmu yang dapat dipelajari di bangku kuliah semakin banyak namun juga semakin spesifik.
ADVERTISEMENT
Hadis Jayanti (32) adalah salah satu dari mereka yang memiliki jurusan menarik. Perempuan kelahiran Bali ini adalah seorang dokter tumbuhan yang sedang menempuh pendidikan doktor di Universitas Göttingen, Jerman. Jauh-jauh pergi ke Jerman, Hadis berusaha memahami lalat.
Bagaimana ceritanya Hadis bisa berurusan dengan lalat-lalat ini?
Saat masih di bangku SMA, banyak dari teman-temannya berebutan memilih jurusan teknik atau ekonomi di perguruan tinggi. Tapi Hadis malah memilih jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan di Universitas Udayana, Bali untuk program strata satu.
Tidak puas sampai di situ, selepas S1 ia melanjutkan studi S2 Jurusan Bioteknologi Pertanian dan bergabung dengan Kementerian Pertanian.
“Saya bekerja di Pengendalian Hama Terpadu untuk tanaman hortikultura. Dulu pernah bertugas di Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang. Tapi sekarang sudah pindah ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Bali. Dekat rumah,” kata Hadis menceritakan awal mula keseriusannya mempelajari tentang hama.
ADVERTISEMENT
Hadis mengingat kembali masa-masa ia hendak menempuh pendidikan S3. Ketika bekerja di Kementan, ia tertarik dengan entomologi yang merupakan cabang dari ilmu hewan yang berfokus pada serangga. Sebagian dari serangga di bumi ini dapat menjadi hama dan menyebabkan penyakit pada tanaman.
“Dulu searching di internet jurusan-jurusan entomologi,” kata Hadis menjelaskan bagaimana ia bisa sampai ke Göttingen.
“Terus ketemu profesor saya yang sekarang deh,” lanjutnya.
Hadis mengatakan, sebelumnya ia telah berdiskusi melalui email dengan sang profesor pada saat masih di Indonesia. Profesor tersebut setuju untuk membimbing Hadis dalam program doktor dan mereka sepakat untuk melakukan penelitian mengenai lalat putih (Trialeurodes vaporariorum).
“Lalat putih jenis ini biasanya ada di dalam rumah kaca dan menyerang daun dari tanaman buah, sayur-sayuran, dan tanaman hias,” ucap Hadis.
Hadis Jayanti menjelaskan pekerjaannya di kampus. Foto: Daniel Chrisendo
Dalam penelitiannya, Hadis berusaha meningkatkan perlindungan tanaman tomat dari serangan lalat tersebut. Caranya adalah dengan mengokulasi tiga jenis jamur (fungi) ke akar tanaman tomat agar tanaman tersebut semakin kuat melawan lalat putih.
ADVERTISEMENT
“Biasanya kan kalau melawan hama serangga itu pakai pestisida. Penelitian saya berusaha menemukan kontrol organik untuk kasus lalat putih. Kalau berhasil, kita tidak perlu pakai pestisida lagi untuk mengusir lalat putih. Jadi buah-buahan dan sayur-sayuran yang kita makan tidak mengandung racun,” jelasnya
Penggunaan pestisida tidak hanya membunuh serangga yang menjadi hama, namun juga serangga lain yang sangat berguna seperti kupu-kupu dan lebah.
Infrastruktur dan peralatan yang modern di Jerman sangat memudahkan Hadis untuk melakukan penelitiannya. Ia mengaku ada fasilitas yang belum bisa ia temukan di Indonesia atau jika ada harganya masih sangat mahal, misalnya rumah kaca dan sinar ultra violet. Sebagai mahasiswa S3 di Jerman, ia tidak perlu mengeluarkan kocek sendiri untuk melakukan penelitian-penelitan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Jika butuh apa-apa tinggal bilang ke profesor atau ke asisten teknis,” ujar Hadis.
Hadis berharap ia bisa menemukan metode pengendalian hama yang mudah dan praktis untuk petani di Indonesia. Jika hama bisa dikendalikan, pertanian bisa lebih maju dari segala macam aspek.
"Jangan lupa, pertanian juga merupakan sektor penting di Indonesia. Kita butuh lebih banyak anak muda yang mau belajar ilmu ini," tutup Hadis.
Ada dari kamu yang tertarik belajar lalat juga?