Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Jelang Sidang Putusan, Pengacara Yakin Siti Aisyah Bisa Bebas
11 Juli 2018 16:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Pengacara Siti Aisyah, Gooi Soon Seng, meyakini wanita Indonesia itu akan bebas dalam kasus pembunuhan saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam, di Malaysia. Sidang putusan sela atas Siti Aisyah dijadwalkan pada 16 Agustus mendatang.
ADVERTISEMENT
"Saya yakin Siti Aisyah akan dibebaskan," sebut Gooi, Rabu (11/7).
Gooi menyebut ada beberapa fakta persidangan yang membuatnya yakin perempuan asal Serang itu akan bebas. Salah satu faktor utama adalah barang bukti.

"Buktinya lemah," ucap Gooi.
Dari beberapa persidangan, jaksa hanya memperlihatkan rekaman CCTV. Rekaman tersebut pun tidak menunjukkan adanya gerakan Siti Aisyah yang menyerang Jong-nam.
Tak cuma itu, penyerangan pada 13 Februari 2017 itu terlihat di CCTV bandara Kuala Lumpur hanya dilakukan oleh seorang pelaku. Pelaku tersebut bukan Siti Aisyah melainkan wanita Vietnam Doan Thi Huong.
"Mereka juga hanya memperlihatkan rekaman CCTV, dan tidak ada saksi mata yang melihat kejadian itu," jelas Gooi.
Di samping lemahnya barang bukti, jaksa juga tidak bisa membuktikan bahwa Siti Aisyah dengan sengaja ingin membunuh Jong-nam. Dia menegaskan, Siti hanya korban tipu daya pelaku utama.
ADVERTISEMENT
Sejak pembunuhan Kim Jong-nam, Siti memang telah membela dirinya dengan mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang dia lakukan akan membunuh Kim Jong-nam. Menurut Siti, dia hanya tahu akan bermain di sebuah acara prank dengan menerima bayaran.
Bukan cuma itu, kegiatan Siti setelah insiden pembunuhan itu juga tidak memperlihatkan bahwa dia adalah pembunuh terlatih. Sebab, setelah kejadian Siti diketahui melakukan kegiatan sehari-hari seperti berbelanja, bermain media sosial, bahkan kembali ke TKP.
Oleh sebab itu, Gooi yakin kliennya sepenuhnya dijebak oleh pihak yang tak bertanggung jawab dan kemungkinan besar terkait dengan rezim Korea Utara.
"Jadi kemungkinan kejadian ini adalah pembunuhan bermotif politik sama sekali tidak bisa dipinggirkan," jelas dia.