Jemaah Haji Indonesia Diimbau Jangan Paksakan Diri untuk Arbain

9 Juli 2019 21:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah Haji Indonesia saat melakukan ibadah Arbain di Masjid Nabawi. Foto: Media Center Haji/Darmawan
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah Haji Indonesia saat melakukan ibadah Arbain di Masjid Nabawi. Foto: Media Center Haji/Darmawan
ADVERTISEMENT
Jemaah haji Indonesia diimbau tidak memaksakan diri melaksanakan ibadah Arbain jika kelelahan atau tidak sehat. Pasalnya, hal ini dikhawatirkan berdampak terhadap prosesi ibadah haji yang belum dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Jangan paksakan diri jika kelelahan, utamakan kesehatan," kata Khalilurrahman, kepala sektor 5 di Madinah, Selasa (9/7).
Ibadah Arbain adalah salat berjemaah 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi. Walau bukan merupakan bagian dari prosesi ibadah haji, namun Arbain dilakukan jemaah Indonesia dalam rangkaian ziarah di Madinah.
Namun dalam pelaksanaannya, banyak jemaah bertumbangan, terutama mereka yang sudah lanjut usia atau jemaah risiko tinggi yakni yang memiliki penyakit bawaan. Masalah yang biasanya muncul adalah jemaah kehilangan arah di Masjid Nabawi yang luas, atau kehilangan sandal sehingga kakinya terluka.
Khalillurahman mengatakan, masalah ini telah menjadi perhatian para konsultan jemaah haji Indonesia. Para konsultan telah mengumpulkan ketua regu jemaah, mengimbau bahwa Arbain hukumnya sunnah, sementara haji adalah wajib.
Khalillurrahman, Kepala Sektor 5 Madinah. Foto: Media Center Haji/Widi Agustian
Menurut Khalilurrahman, jemaah memaksakan diri salat di Masjid Nabawi lantaran terlalu bersemangat. Dikhawatirkan jika jemaah memaksakan melakukan yang sunnah, ibadah wajib haji akan menemui kesulitan.
ADVERTISEMENT
"Arbain bukan bagian dari ibadah haji, hanya sunnah. Jika tidak dilaksanakan, hajinya tetap sah," kata Khalilurrahman.
Hal serupa dilontarkan Jauhari Sadji, konsultan ibadah yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI). Jauhari berpesan, jemaah yang tidak melaksanakan Arbain secara berturut-turut masih bisa mendapatkan keutamaan besar di Masjid Nabawi. Keutamaan itu adalah pahala besar salat sunnah atau fardhu di masjid yang dibangun Nabi Muhammad tersebut.
"Barangsiapa yang salat di Masjid Nabawi, lebih baik dari pada salat 1.000 kali di masjid lain," kata Jauhari mengutip hadits Nabi Muhammad.