Jimly Asshiddiqie Dorong Kemenag Perbaiki Sistem Pendataan Mubalig

22 Mei 2018 22:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jimly Asshiddiqie (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jimly Asshiddiqie (Foto: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rekomendasi 200 mubalig yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag) menuai kritik dari sejumlah pihak. Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mendorong agar Kemenag memberbaiki sistem pendataan terhadap data mubalig.
ADVERTISEMENT
"Yang harus dicatat adalah bahwa data base dakwah. Data dasar untuk dakwah itu penting. Diperbaiki saja sistem administrasi, jadi enggak usah sertifikasi begitu, enggak bisa, karena Islam kita itu sunni bukan syiah. Kalau syiah terstruktur, antara ulama dengan ulama itu ada strukturnya," jelas Jimly di kediaman BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Selasa (22/5).
Sehingga dengan adanya data base yang tercatat dengan baik, dapat digunakan untuk memperkuat sistem dakwah yang baik. Termasuk membantu menelusuri dugaan penyebaran paham radikal berkedok dakwah, seperti yang banyak terjadi belakangan ini.
"Nanti misalnya kepolisian memerlukan data base untuk mencari ya silahkan saja. itu urusan polisi, jangan Kemenag urus begituan. Urusan di inteli ya itu urusan BIN atau BNPT untuk memanfaatkan data base dari Kemenag," terangnya.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
ADVERTISEMENT
Jimly berharap agar polemik ini tidak terus digoreng oleh masyarakat. Ia oprimistis Kemenag dapat mengatasi masalah ini dengan cukup bijak.
"Kemenag sudah bersedia memperbaiiki kita gausah marah lagi. Ini kan kekeliruan biasa saja niat baiknya harus kita hormati, tapi kita arahkan ke arah yang lebih produktif membenahi administrasi dan manajemen dakwah di tanah air secara lebih komprehensif," pungkasnya.
Menag Lukman Hakim Saifuddin sendiri telah bertemu Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk membantu melengkapi rekomendasi mubalig tersebut. Rekomendasi tersebut juga akan melibatkan berbagai ormas Islam. Selain itu,Kemenag dan MUI akan membentuk program mubalig bersertifikat.