Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
JK: Pemerintah Upayakan Pesisir Pantai Bebas Sampah Plastik
23 November 2018 15:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Seekor paus ditemukan mati di Pulau Kapota, Wakatobi. Dalam perut paus tersebut ditemukan 5,9 kg sampah plastik. Tak hanya bagi hewan laut, sampah plastik memang cukup berbahaya bagi lingkungan karena butuh waktu lama untuk terurai.
ADVERTISEMENT
Merespons hal tersebut, wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah saat ini terus berupaya melakukan sejumlah langkah untuk mengurangi limbah plastik.
"Sudah ada perencanaannya, sudah ada rencana untuk tindakannya apa termasuk juga apa insentif dan disinsentif pemakaian plastik. Sedang dibahas ini apa sanksinya, bagaimana tahapannya, teknologi apa yang dipakai (mengolah sampah plastik)," kata JK di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Jumat (23/11).
"(Saat ini) sedang dibahas pemerintah untuk mengurangi limbah sampah plastik itu," sambung JK.
Untuk kawasan pesisir pantai, JK mengatakan Kemenko Maritim telah berusaha berbicara tentang pentingnya pembersihan pesisir pantai dari sampah termasuk plastik.
"Kan sudah sering khususnya Pak Luhut berbicara karena Kementerian (Koordinator) Maritim jadi tugasnya itu bicara tentang perlunya pembersihan pantai-pantai dari kotoran-kotoran khususnya plastik," jelas JK.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, ditemukan seekor paus sperma (Physeter Macrocephalus) terdampar di Pulau Kapota, Wakatobi. Paus malang itu ditemukan membusuk pada Minggu (18/11). Lewat akun instagram, WWF Indonesia (wwf_id) mengunggah foto paus tersebut dalam kondisi bagian tubuh yang telah membusuk.
Kondisi paus tersebut mengenaskan. Di dalam perutnya, ditemukan 5,9 kilogram sampah plastik. Sheyka N. Fadela, Marine Species Conservation Assistant dari WWF Indonesia mengatakan bahwa sampah plastik memang merupakan salah satu ancaman bagi kehidupan mamalia laut, termasuk paus sperma.
“Sampah plastik yang tertelan membuat paus menjadi tidak nafsu makan (karena merasa sudah kenyang). Dan kedua, sampah itu mau plastik atau tidak, kan' membawa kuman," jelas Sheyka saat ditemui kumparanSAINS dalam acara diskusi konservasi 'Ada Apa Dengan Paus Sperma’ di Jakarta Creative Hub, Maret lalu.
ADVERTISEMENT