JK Sebut Program KB Masih Diperlukan untuk Hadapi Industri 4.0

25 Februari 2019 16:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Kedubes Belgia Foto: Dok, Jeri Setwapres
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Kedubes Belgia Foto: Dok, Jeri Setwapres
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuka Rakernas Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Memasuki Era Revolusi Industri 4.0. Rakernas tersebut diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya di acara Rakernas KKBPK, JK mengatakan, untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, program Keluarga Berencana (KB) masih diperlukan. Sebab sudah mulai banyak industri yang menerapkan teknologi robotik dan automasi dalam memproduksi barang, dibandingkan tenaga manusia.
"Teknologi akan mengganti sebagian orang lebih sedikit. Kalau dulu satu industri 1.000 buruhnya sekarang dibutuhkan 200-300 orang untuk meng-operate automation," kata JK di Istana Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Senin (25/2).
JK menjelaskan, KB bukan hanya dibutuhkan di zaman baby boomer, yakni era 1946-1964 pasca-Perang Dunia II. Di mana saat itu terjadi ketakutan bahwa setiap kelahiran bayi akan menambah kemiskinan.
"Karena memang teori sehingga kenapa dulu kita utamakan KB (karena) ketakutan bahwa bagaimana lapangan kerja, bagaimana membagi kue kemakmuran apabila yang membaginya terlalu banyak?" ujarnya.
Wakil Presiden, Jusuf Kalla saat di kabin masinis MRT Jakarta. Foto: Dok. Tim Media Wapres
Tak cuma di sektor industri, teknologi juga akan mempengaruhi bidang pertanian, di masa yang akan datang JK memprediksi penurunan jumlah petani akibat mekanisasi di lahan pertanian.
ADVERTISEMENT
Ia juga menyoroti masih besarnya minat masyarakat di daerah yang mayoritas petani yang besar untuk masuk ke sektor industri. Sebab, pendapatan bekerja di industri lebih besar.
"Berhasil pertanian, atau tidak berhasil akan terjadi urbanisasi, karena pendapatan petani itu dibandingkan dengan industri, jauh lebih baik. Kalau petani tidak berhasil maka pendapatan turun, maka masyarakat akan ke kota, untuk mencari rezeki kota untuk industri," ujar JK.
"Tentu apabila berhasil artinya pertanian akan terjadi mekanisasi, kalau terjadi mekanisasi juga dibutuhkan lebih sedikit orang. Seperti di Amerika, kalau kita masih 32 persen penduduk pertanian, artinya desa masih ramai dibandingkan Amerika hanya 7 persen yang bekerja di pertanian," jelasnya.
Untuk itu JK menganggap program KB masih diperlukan. Sebab ia khawatir jika pertumbuhan penduduk tidak dikontrol akan menyebabkan banyak masyarakat yang tak mendapatkan lapangan kerja karena banyak industri menggunakan robot dan automasi dibandingkan tenaga manusia di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT
"Itulah bagaimana pentingnya KB kembali menjadi bagian daripada program nasional sekaligus dirasakan bersama-sama dengan pusat dan daerah. (Sudah) ada daerah yang berhasil, yang bisa mencapai infertilitas," timpalnya.