Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Jokowi Berharap Saudi Investigasi Kasus Khashoggi Secara Transparan
22 Oktober 2018 15:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo bertemu Menteri Luar Negeri Adel bin Ahmed Al Jubeir di Istana Bogor. Dalam pertemuan yang berlangsung tertutup itu ada beberapa isu yang dibahas, termasuk soal kematian jurnalis Arab Saudi di Turki, Jamal Khashoggi .
ADVERTISEMENT
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang ikut dalam pertemuan itu menyebutkan, Jokowi sempat menyampaikan keprihatinannya atas peristiwa tersebut. Sikap Indonesia mengenai peristiwa itu juga disampaikan Jokowi kepada Ahmed Al Jubeir.
"Indonesia mengharapkan investigasi yang sedang dilakukan dapat dilakukan dengan transparan dan seksama," kata Retno selepas pertemuan, Senin (22/10).
Menurut Retno, Ahmed Al Jubeir menanggapi sikap Indonesia yang disampaikan Jokowi. Meski tanggapan Ahmed Al Jubeir sama dengan yang telah disampaikan sebelum bertolak ke Indonesia.
Pada Minggu (21/10), Al Jubeir menjelaskan, kematian Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki, merupakan sebuah kesalahan besar. Al Jubeir bahkan berjanji kepada keluarga Khashoggi bahwa Saudi bertanggung jawab atas kematian itu. Hanya saja, dia mengaku tidak tahu di mana jenazah kolumnis The Washington Post itu.
Pembahasan antara Jokowi dan Ahmed Al Jubeir untuk kasus Kashoggi, dijelaskan Retno, tidak berlangsung lama. Ada beberapa isu lain yang juga dibicarakan.
ADVERTISEMENT
"Tidak bicara detil hanya sampai di sini karena besok saya akan melakukan pertemuan bilateral dengan beliau," ujarnya.
Para pejabat Turki percaya Khashoggi dibunuh di gedung itu dengan cara dimutilasi. Banyak pihak menduga Arab Saudi berada di belakang hilangnya Khashoggi. Namun, pihak Arab Saudi membantah tuduhan itu.
Khashoggi dikenal sebagai pengkritik pedas Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MbS). Raibnya kolumnis Washington Post itu diduga merupakan ulah dari sang penerus takhta Kerajaan Saudi tersebut.
Diduga pembunuh Khashoggi berjumlah 15 orang pria, termasuk seorang dokter ahli autopsi yang sengaja datang untuk menghabisi nyawa Khashoggi. Selain itu, Turki dan Arab Saudi sepakat menggelar inspeksi bersama dalam pengusutan kasus ini.
ADVERTISEMENT