Jokowi Beri Sinyal Angkat Menteri Aktivis '98, Pendukung Teriak Adian

16 Juni 2019 17:35 WIB
Suasana saat Presiden Jokowi memberikam sambutan di Silaturahmi Aktivis 98. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana saat Presiden Jokowi memberikam sambutan di Silaturahmi Aktivis 98. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo memberi sinyal untuk mengangkat menteri yang berasal dari perwakilan Aktivis 98. Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberikan sambutannya di acara Silaturahmi Rembuk Aktivis Nasional 98 di Puri Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu ( 16/6).
ADVERTISEMENT
Jokowi awalnya menyinggung para Aktivis yang sampai saat ini belum bisa menjadi menteri, hanya sebatas DPR hingga kepala daerah.
"Kedua yang berkaitan dengan aktivis 98 ini adalah pelaku sejarah memang sebagian besar sudah ada yang menjabat bupati, di DPR, wali kota dan lain-lain. Tapi saya mendengar bahwa ada yang belum. Saya lihat jadi menteri belum," kata Jokowi di lokasi.
Mendengar hal itu, para tamu undangan yang berada di lokasi ikut menyebut-nyebut nama Adian Napitupulu yang saat itu menjadi ketua panitia acara.
"Adian, Adian, Adian, " teriak mereka.
Jokowi lantas tersenyum dan tak mempermasalahkan hal itu. Dia bahkan menyebut kemungkinan hal itu bisa terwujud. Bahkan dia menyebut perwakilan '98 nanti tidak hanya berada di posisi menteri melainkan di posisi strategis lainnya.
ADVERTISEMENT
"Bisa saja (Adian), mengapa tidak? Dengan kemampuan yang ada bisa saja tidak hanya jadi menteri, bisa jadi dubes, bisa saja di BUMN tapi saya selalu melihat bahwa yang bersangkutan memiliki kapasitas," ujarnya.
Baginya, untuk memimpin sebuah institusi diperlukan pemimpin yang mampu menjadi eksekutor dan mampu memutuskan sesuatu yang dianggap tepat dan bermanfaat.
"Ke depan menurut saya dibutuhkan kepemimpinan yang memiliki karakter kuat dalam mengeksekusi dalam setiap keputusan, " pungkasnya.
Beberapa aktivis '98 yang hadir hari ini adalah Faisal Assegaf, Ray Rangkuti, Usman Hamid, hingga Benny Ramdani. Dalam forum itu dibahas soal kesiapan para aktivis mengisi pemerintahan.