Jokowi Blusukan ke Pasar di Bogor: Harga Tempe Tetap, Ukurannya Tebal

31 Oktober 2018 0:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana, Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana, Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
ADVERTISEMENT
Saat blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana di Kota Bogor, Jawa Barat, Presiden Joko Widodo sempat berinteraksi dengan sejumlah pedagang. Didampingi Wali Kota Bogor Bima Arya, Jokowi menanyakan kenaikan harga barang dagangan.
ADVERTISEMENT
Tempe, yang menjadi makanan favoritnya, juga tak luput dari pantauan Jokowi. Mantan Wali Kota Solo itu berbincang dengan pedagang tempe bernama Munarto.
"Ya, dari dulu senangnya tempe. Ini sambil ngecek tempe (harganya) naik atau tidak naik," ujar Jokowi di lokasi, Selasa (30/10).
"Harganya tetap. Tadi melihat sendiri. Ya, (ukurannya) tebal," tuturnya.
Dari hasil blusukan, didapati bahwa harga tempe masih stabil. Untuk satu papan tempe ukuran kecil dipatok harga sebesar Rp 4 ribu, sedangkan satu papan tempe besar dihargai Rp 10 ribu.
Selain berbincang dengan banyak pedagang, Jokowi juga membeli jeruk hingga sayuran. Menurutnya, saat ini, harga-harga dagangan di pasar terpantau stabil.
Jokowi blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana, Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana, Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
"Saya hanya ingin, pertama, karena kalau kita melihat angka-angka inflasi itu 'kan di bawah 3,5, artinya harga itu stabil dan tadi saya, beberapa saya lihat memang beberapa ada penurunan," tutur Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Misalnya sayuran, ya, tadi sawi hijau biasanya Rp 8 ribu (turun) ke Rp7 ribu. Kemudian buncis, biasanya Rp 16 ribu ini tadi (turun) Rp 12 ribu," sambungnya.
Meski begitu, Jokowi menemukan kenaikan harga pada sejumlah buah, seperti alpukat. Dari semula Rp 20 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 25 ribu.
"Ini 'kan tergantung suplainya. Kalau suplai sedikit otomatis harganya naik sedikit. Saya kira dalam perdagangan adalah sesuatu yang biasa," ungkap Jokowi.
Jokowi menyebut, selain buah, untuk harga makanan lainnya, yakni ayam, juga naik di angka Rp 35 ribu. Kendati demikian, Jokowi mengimbau kepada seluruh warga untuk tetap tenang dan sudi berbelanja di pasar tradisional.
Sebab, Jokowi meyakini, harga-harga barang di pasar tradisional tergolong paling murah jika dibandingkan dengan pasar jenis lain.
Jokowi blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana, Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi blusukan ke Pasar Lawang Suryakancana, Bogor. (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
"Saya kira berjalan dengan makro ekonomi bila inflasi memang angka itu ya sesuai. Inflasinya stabil harga di pasar juga stabil. Jadi, jangan sampai ada yang teriak di pasar harga mahal-mahal," ungkap Jokowi.
ADVERTISEMENT
"Nanti ibu-ibu di pasar marah, nanti enggak ada yang datang ke pasar, larinya ke supermarket, ke mall. Ini pasar ngambil langsung dari Kramat Jati, ada petani langsung ke sini," imbuhnya.
Jokowi menjamin, jika ada harga-harga bahan makanan yang naik secara signifikan, ia akan langsung memerintahkan menteri perdagangan agar petani bisa menjaga stabilitas harga.
"Jadi jangan sampai harganya terlalu rendah, peternak nanti teriak-teriak. Kalau sayur murah, nanti petani juga teriak rugi," tuturnya.
"Jadi ini menyeimbangkannya enggak mudah. Kalau teriak mahal nanti yang marah ya ibu-ibu," tutup Jokowi.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno sempat menyebut tempe-tempe yang dijual di pasar sudah setipis kartu ATM. Menurutnya, mahalnya bahan baku (kedelai) dan menurunnya daya beli masyarakat menjadi alasan bagi pedagang untuk menjual tempe berukuran tipis seperti kartu ATM. Informasi ini diperoleh Sandi usai mendengarkan langsung keluhan pedagang di beberapa kota.
ADVERTISEMENT
"Tempe katanya sudah dikecilkan dan tipisnya sudah hampir sama dengan kartu ATM. Tahu Ibu Yuli di Duren Sawit (Jakarta) kemarin jualan tahunya dikecilin ukurannya karena dia tidak bisa menaikan harganya karena tidak akan laku karena daya belinya. Ini yang jadi kekhawatiran kita," ungkap Sandi di Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (7/9)