Jokowi Minta Masyarakat Terima TKA: Jangan Apa-apa Sudah Antek Aseng

18 September 2019 11:50 WIB
comment
83
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pers terkait rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Istana Negara, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo meresmikan Forum Titik Temu antara sejumlah tokoh agama dan budaya Indonesia di Hotel Double Tree Hilton, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan status Indonesia sebagai negara majemuk yang penuh dengan perbedaan.
ADVERTISEMENT
Jokowi ingin agar lewat perbedaan ini, masyarakat Indonesia menjadi lebih terbuka. Termasuk dengan menerima wisatawan hingga tenaga kerja asing.
"Kalau mengundang wisatawan luar negeri, kalau mendatangkan orang dengan keahlian yang tidak kita miliki, kalau mendatangkan orang atau investor kita harus terbuka yang berasal dari negara lain," kata Jokowi di lokasi, Rabu (18/9).
"Ke depan akan terjadi seperti itu. Beda etnis, beda budaya, dan agama. Keberhasilan sebuah negara, sebuah daerah, dan keberhasilan sebuah masyarakat akan ditentukan derajat penerimaannya kepada kemajemukan," lanjutnya.
Menurut Jokowi, semakin dewasa usia sebuah bangsa, maka masyarakatnya juga harus lebih terbuka menerima perbedaan, demikian pula dengan menerima tenaga kerja asing. Meski demikian, Jokowi ingin para tenaga kerja asing yang masuk ke Indonesia mampu memberikan keuntungan bagi Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Sejalan dewasanya usia bangsa kita, kita (harus) dewasa dalam berbhineka tunggal ika, terbuka dalam mempercepat kemajuan negara kita, dan makin mampu mengelola perbedaan di internal kita sendiri, termasuk makin mampu mengelola orang asing yang ingin bekerja sama dengan kita. Dengan catatan menguntungkan bangsa kita," imbuhnya.
Jokowi juga meminta masyarakat Indonesia untuk tak langsung menilai pemerintah sebagai antek asing karena menerima segala orang asing. Baginya, penilaian seperti itu merupakan bagian dari emosi keagamaan.
"Jangan apa-apa, belum-belum sudah antek asing, antek aseng. Itu namanya emosi keagamaan," tegasnya.
Acara peresmian ini juga turut dihadiri oleh beberapa tokoh penting. Dia antaranya Menteri Sekretaris Negara Praktikno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Wapres RI ke-6 Tri Sutrisno.
ADVERTISEMENT