Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Jokowi Minta Stok Beras Bulog Minimal 3 Juta Ton
14 Februari 2017 12:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo meminta agar Badan Urusan Logistik (Bulog) meningkatkan persediaan beras mereka minimal 3 juta ton. Permintaan itu didasarkan angka konsumsi beras nasional.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengungkapkan, stok beras yang dimiliki Bulog saat ini berada di kisaran 1,7 juta ton. Angka tersebut akan bertambah seiring masuknya masa panen raya padi yang dimulai bulan Maret 2017.
"Stok beras nasional, Alhamdulillah masih cukup aman. Kita masih di kisaran angka 1,7 juta ton. Kita juga lihat panen di beberapa titik mulai berjalan," ungkap Djarot saat ditemui di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (14/2).
Djarot mengatakan, menurut hitung-hitungan Presiden Jokowi, jumlah tersebut belum aman. Bulog diminta harus menambah jumlah stok beras minimal 3 juta ton. Alasannya konsumsi beras nasional saat ini sudah mencapai 2,5 juta ton sebulan.
"Tadi sih Pak Presiden kepinginnya kita 3 juta ton, stoknya sampai stabil di 3 juta ton. Artinya kan ada in out ya, kami mencoba maksimum memang hitungan kami mungkin sekitar 2,5 juta. Tapi Bapak Presiden berkeinginan kita ada stok stabil di angka 3 juta ton," paparnya.
ADVERTISEMENT
Dengan permintaan tersebut, Djarot optimistis stok Bulog bisa mencapai 3 juta ton. Pihaknya juga tidak terlalu khawatir karena stok beras di petani kini melimpah dan Bulog tidak perlu impor.
"Kan kita harus ngitung stok yang ada, jumlah serapan, jumlah pengeluaran, kita manage di angka 3 juta ton karena dengan angka 3 juta ton tentu kita lebih firm ya, lebih yakin dan kalau kita yakin, harga tidak bergejolak. Kalau harga bergejolak kan susah nanti semua orang," kata Djarot.