Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Jokowi soal Dituduh Antek Asing: Padahal yang Antek Asing Dia Sendiri
3 Februari 2019 14:25 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi kembali meluruskan soal isu antek asing saat bertemu pendukungnya yang berasal dari kalangan pengusaha kayu dan mebel di Pabrik Gula De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2).
ADVERTISEMENT
Jokowi menuturkan dirinya bukanlah antek asing. Terbukti banyaknya Sumber Daya Alam (SDA) yang kembali direbut pemerintah dari tangan perusahaan asing.
"2015 perlu saya sampaikan kepada tetangga dan keluarga kita. Yang namanya Blok Mahakam yang lebih 50 tahun dikelola oleh Total, sudah kita ambil alih dan diberikan ke Pertamina. Pertanyaan saya, antek asingnya di mana?" kata Jokowi kepada para pendukungnya.
Jokowi pun menyindir para lawan politiknya yang menyebut dirinya sebagai antek asing. Padahal, kata Jokowi, yang menjadi antek asing justru lawan politiknya.
"Yang kedua, namanya Blok Rokan dikelola Chevron, AS. Sudah lebih dari 90 tahun dikelola mereka. Enggak ada yang bilang antek asing. Pertanyaannya yang antek asing siapa? Jangan nunjuk-nunjuk antek asing padahal antek asing dia itu sendiri," lanjut dia.
Jokowi kemudian menjelaskan pada tahun 2018, Blok Rokan sudah dimenangkan oleh Pertamina 100 persen. Tapi, Jokowi heran masih dibilang sebagai antek asing.
"Lalu terakhir Freeport sudah dikelola 40 tahun oleh Freeport. Yang ada tambang emas. Untungnya belum habis. 4 tahun kita negosiasi ini. Dipikir enggak ada intrik politik?" ucap Jokowi.
Jokowi memaparkan negosiasi antara pemerintah dengan Freeport agar mau menyerahkan 51 persen saham tak mudah. Hal itu karena banyaknya tekanan dari berbagai pihak saat proses negosiasi.
ADVERTISEMENT
"Kalau gampang sudah dari dulu diambil pemerintah kita. Ini ada tekanan dari kanan, kiri, atas, bawah. Untungnya saya kurus. Jadinya ditekan-tekan enggak kerasa," tuturnya.
Akhirnya pada akhir Desember 2018, sebanyak 51 persen saham Freeport bisa diserahkan ke pemerintah. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), McMoran Inc, dan PT Rio Tinto Indonesia menandatangangani Sales Purchase Agreement (SPA) terkait divestasi 51 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI).