Jokowi Terima Gelar Adat Kesultanan Deli: Budaya Energi Utama Kemajuan

7 Oktober 2018 16:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi saat menerima Gelar Adat dari Kesultanan Deli, Sumatera Utara. (Foto: Dok.  Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat menerima Gelar Adat dari Kesultanan Deli, Sumatera Utara. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima gelar Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri dari Kesultanan Deli. Penganugerahan gelar itu dihelat di ruang utama Istana Maimoon, Medan. Gelar adat itu merupakan gelar bangsawan tertinggi di Kesultanan Deli.
ADVERTISEMENT
Prosesi pemberian gelar dimulai sekitar pukul 11.00 WIB. Prosesi penganugerahan dimulai dengan pemasangan Tengkulok oleh Pemangku Sultan Deli, Tengku Hamdy Osman Delikhan Al-Haj. Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan penyematan pin dan keris oleh Sultan Deli, Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam.
Sultan kemudian menandatanganani Surat Ceri yang kemudian diserahkan kepada Presiden Jokowi. Prosesi Tepung Tawar menjadi rangkaian prosesi berikutnya. Prosesi ini melibatkan 4 unsur perwakilan, yaitu Sultan Deli, perwakilan Raja-raja Nusantara, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, dan perwakilan ulama.
Presiden Jokowi saat menerima Gelar Adat dari Kesultanan Deli, Sumatera Utara. (Foto: Dok.  Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat menerima Gelar Adat dari Kesultanan Deli, Sumatera Utara. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Saat memberikan sambutan, Jokowi berterima kasih atas gelar adat yang diberikan kepadanya. Ia mengucapkan rasa terima kasihnya dengan berpantun.
"Buah cempedak bentuknya bujur, sangat disuka oleh semua. Adat Deli sangatlah luhur, mari kita jaga bersama," kata Jokowi di Istana Maimoon, Medan, Minggu (7/10) dalam keterangan resmi yang diterima kumparan.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengatakan, gelar adat itu merupakan amanah yang diberikan kepadanya untuk membuat Indonesia maju, bergotong-royong mewujudkan Indonesia sebagai negeri yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (negeri yang subur dan makmur, adil, dan aman).
Presiden Jokowi saat menerima Gelar Adat dari Kesultanan Deli, Sumatera Utara. (Foto: Dok.  Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat menerima Gelar Adat dari Kesultanan Deli, Sumatera Utara. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Dalam kesempatan itu Kepala Negara percaya di dalam kemajuan Indonesia ada tradisi dan kebudayaan bangsa yang menjadi sumber energi besar. Kebudayaan nusantara yang sangat beragam, sangat kaya nilai-nilai luhur, dan sangat kaya kearifan lokal, kata Jokowi, menjadi kepribadian bangsa dan modal untuk meraih kemajuan.
"Banyak yang berpikir bahwa yang namanya kemajuan itu mengesampingkan budaya, meminggirkan adat istiadat. Tapi bagi Indonesia, bagi kita justru energi utama kemajuan kita adalah kebudayaan," jelasnya.
Presiden Jokowi berfoto bersama masyarakat Sumatera Utara. (Foto: Dok.  Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi berfoto bersama masyarakat Sumatera Utara. (Foto: Dok. Biro Pers Setpres)
Jokowi menambahkan banyak bangsa yang menjadi maju namun tidak meninggalkan budayanya. Ia pun mencontohkan beberapa negara tersebut seperti Korea Selatan dan India.
ADVERTISEMENT
"Lihat India yang sudah maju dengan berbagai teknologi tapi budayanya tidak ditinggal, bahkan budaya India sudah sangat dikenal di berbagai belahan dunia. Mereka juga bergerak maju dengan mengakar pada budaya," ujarnya.
Untuk itu, Jokowi mengajak semua pihak Keraton, Kesultanan, Raja, Pemangku Adat se-Nusantara untuk bersama-bersama memajukan kebudayaan Indonesia.
"Kita mengarungi perjalanan zaman yang panjang dengan bermodalkan kapal budaya kita dan saya yakin Indonesia akan sampai di tempat tujuan, yaitu Indonesia maju dengan tetap mempertahankan nilai-nilai luhur asli bangsa Indonesia," pungkasnya.