Jokowi Undang CEO Bukalapak Achmad Zaky ke Istana Merdeka Pagi Ini

16 Februari 2019 9:30 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
Dua pendiri Bukalapak, Fajrin Rasyid dan Achmad Zaky, bersama Presiden Jokowi. Foto: Bukalapak
zoom-in-whitePerbesar
Dua pendiri Bukalapak, Fajrin Rasyid dan Achmad Zaky, bersama Presiden Jokowi. Foto: Bukalapak
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi pagi ini mengundang CEO Bukalapak, Achmad Zaky, ke Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta. Belum diketahui apa yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Update:
Achmad Zaky memanfaatkan momen pertemuan ini untuk menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada Presiden Jokowi, terkait cuitan dana riset. Kedua pihak juga berbicara soal upaya kolaborasi memajukan sumber daya manusia (SDM) dan riset inovasi. Berita selengkapnya baca di tautan ini.
Dari pihak Jokowi, mengaku tidak marah dengan cuitan Zaky, serta meminta publik untuk tidak membesar-besar isu #UninstallBukalapak. Publik diminta mendukung e-commerce lokal karena mendorong pertumbuhan usaha kecil menengah. Baca berita selengkapnya di tautan ini.
Kuat dugaan, Zaky diundang terkait cuitannya di Twitter beberapa hari lalu soal perbedaan dana riset antara Indonesia dengan negara-negara lain. Menurut informasi, Sabtu (16/2), Jokowi akan menerima Zaky sekitar pukul 10.30 WIB.
kumparan kemudian melakukan konfirmasi ke pihak Bukalapak mengenai kabar pemanggilan Zaky oleh Jokowi. "Iya (diundang Jokowi ke istana)," kata salah seorang tim komunikasi Bukalapak.
ADVERTISEMENT
Dalam cuitan di Twitter, Zaky mengkritisi dana riset dan pengembangan (R&D) di Indonesia yang disebut tertinggal jauh dari negara lainnya. Ia melampirkan data pada tahun 2016, di mana dana riset dan pengembangan di Indonesia hanya sebesar 2 miliar dolar AS, sementara negara lain seperti Singapura mencapai 10 miliar dolar AS.
“Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kayak gini (2016,USD),” cuit Achmad Zaky di akun Twitternya, @achmadzaky, pada Rabu (13/2).
Berdasarkan penelusuran kumparan, data yang diungkap Zaky persis dengan daftar yang ada di laman Wikipedia berjudul ‘List of countries by research and development spending’. Wikipedia sejatinya tidak bisa dijadikan sumber yang kredibel dan informasi yang ada di sana tidak bisa dipakai dalam jurnal ilmiah, sehingga data yang disampaikan Zaky pun patut dipertanyakan.
ADVERTISEMENT
Netizen kemudian memprotes pernyataan Zaky yang dianggap memihak capres Prabowo Subianto. Dari sini mulai muncul tagar #UninstallBukalapak, lalu disusul #DukungBukalapak. Kedua tagar ini adu kuat dari sisi mention dan menjadikannya masuk daftar trending topic.
Zaky akhirnya mengklarifikasi pernyataannya dan meminta maaf apabila perkataannya disalahartikan. Cuitannya tersebut tidak bermaksud mendukung atau tidak mendukung satu calon presiden tertentu, melainkan ajakan untuk bersama membangun Indonesia melalui penelitian dan pengembangan ilmiah.
"Buat pendukung pak Jokowi, mohon maaf jika ada yang kurang sesuai kata-kata saya, jadi misperception. Saya kenal Pak Jokowi orang baik. Bahkan sudah saya anggap seperti Ayah sendiri (sama-sama orang Solo). Kemarin juga hadir di HUT kami. Tidak ada niat buruk tentunya dari tweet saya," kicau Zaky.
ADVERTISEMENT
Ia mengaku mengapresiasi perhatian warganet di Twitter soal isu riset dan pengembangan tersebut. Zaky menegaskan riset dan pengembangan adalah "single pembeda negara maju dan miskin."
"Kalau engga kuat di R&D, kita akan perang harga terus. Negara maju masuk di perang inovasi. Negara miskin masuk di perang harga," cuitnya.