Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kala Anak-Anak Perbatasan Tarakan Tak Lagi Ingin Jadi Polisi Malaysia
5 November 2018 17:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
20 diplomat muda peserta Diklat Sesdilu (Sekolah Dinas Luar Negeri) angkatan ke-62 mengunjungi PT Pertamina EP Tarakan Field di Kalimantan Utara, Senin (5/11). Kunjungan mereka merupakan rangkaian kegiatan ‘Community Service In Tarakan, Nunukan, Sebatik and Tawau’.
ADVERTISEMENT
“Misi kami menjadikan mereka yang ada di perbatasan betul-betul menjadi Indonesia,” ujar Irwan Zuhri, Asset 5 General Manager PT Pertamina EP Tarakan dalam sambutannya di Auditorium Mess Melati PT Pertamina EP, Senin (5/11).
Kepada para diplomat muda peserta Diklat Sesdilu ke-62, Irwan menyebut, pihaknya juga ingin berperan lebih di perbatasan. Sebab, wilayah antara Tarakan dan Malaysia memiliki jarak yang amat berdekatan.
“Sebelum kami masuk (daerah perbatasan) anak-anak di sana itu kalau ditanya cita-cita, mereka pasti jawab mau jadi Kombat (polisi Malaysia). Tapi sekarang mereka bercita-cita menjadi polisi, ada yang guru, dan yang terpenting mereka bilang, mereka tak mau jadi seperti orang tua mereka,” imbuh Irwan.
Irwan melanjutkan, salah satu upaya PT Pertamina EP memajukan wilayah di perbatasan adalah dengan mendirikan Sekolah Tapal Batas di Sebatik. Ia mengatakan, anak-anak di perbatasan juga memiliki kecerdasan sama seperti anak-anak pada umumnya
ADVERTISEMENT
“Semoga anak-anak di perbatasan menjadi pioner Indonesia di perbatasan. Jadi suatu saat mereka yang membuktikan bahwa Indonesialah yang care ke mereka,” ucap Irwan.
Senada dengan Irwan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Luar Negeri, Yayan G.H. Mulyana mengatakan, terkesan dengan upaya PT Pertamina EP Asset 5 Tarakan untuk membangkitkan semangat nasionalisme anak-anak yang tumbuh di perbatasan.
“Kekaguman kami itu bagaimana mentransformasikan ketiadaan dan ketidakmelekatan mereka terhadap proyek besar yang disebut Indonesia,” ujar Yayan.
“Dengan ‘Sekolah Tapal Batas’ (PT Pertamina EP) sudah berhasil menjadi kesadaran dan kecintaan mereka. Mereka (anak-anak di perbatasan) sudah (ingin) dari kombat ke polisi itu luar biasa,” imbuh Yayan.
Sesdilu merupakan pendidikan yang wajib diikuti untuk para diplomat jabatan di tingkat madya. Setelah pendidikan, biasanya para peserta akan mendapat penugasan lebih lanjut di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Rangkaian kegiatan yang akan berlangsung hingga Kamis (8/11) itu merupakan bentuk kerjasama antara PT Pertamina EP dan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.