Kapal Perang AS Lintasi Selat Taiwan, China Langsung Waspada

23 Oktober 2018 12:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
USS Curtis Wilbur. (Foto: AFP/YOSHIKAZU TSUNO )
zoom-in-whitePerbesar
USS Curtis Wilbur. (Foto: AFP/YOSHIKAZU TSUNO )
ADVERTISEMENT
Dua kapal perang Amerika Serikat (AS) berlayar di Selat Taiwan, memicu kewaspadaan dari angkatan laut China. Manuver AS ini adalah tantangan bagi klaim China terhadap Taiwan.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP, kapal perang USS Curtis Wilbur dan USS Antietam berlayar di Selat Taiwan pada Selasa (23/10). Ini adalah kedua kalinya dalam waktu tiga bulan kapal perang AS berlayar di perairan tersebut.
Juru bicara militer AS Kolonel Rob Manning kepada wartawan mengatakan pelayaran tersebut adalah bentuk komitmen AS mewujudkan "Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka".
Pelayaran AS ini memicu kekhawatiran China yang mengakui Taiwan sebagai negaranya. Kapal perang China turut membayangi dua kapal perang AS selama pelayaran di Selat Taiwan di jarak aman.
Terpisah pada perang saudara 1949, China masih menganggap Taiwan adalah bagian dari negara mereka yang sedang memberontak. China yakin suatu saat Taiwan akan kembali ke pangkuan mereka, dengan cara damai atau perang.
USS Antietam. (Foto: AFP/NOEL CELIS)
zoom-in-whitePerbesar
USS Antietam. (Foto: AFP/NOEL CELIS)
Belakangan China menegaskan status ini dengan ancaman kepada Taiwan. China melakukan serangkaian latihan militer termasuk latihan dengan peluru tajam di Selat Taiwan April lalu. Bahkan Beijing menyatakan kesediaannya untuk menghadapi 'pasukan kemerdekaan' Taiwan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Washington merupakan sekutu tidak resmi paling kuat Taipei. Bahkan senjata utama Taipei berasal dari Washington meskipun pada tahun 1979, AS mengalihkan pengakuan diplomatiknya ke Beijing.
Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, telah menyetujui penjualan suku cadang untuk beberapa pesawat. Termasuk pesawat tempur F-16 dan pesawat kargo C-130 seharga USD 330 juta.
Perdana Menteri Taiwan, William Lai, mengatakan pada rapat parlemen bahwa negaranya menghormati hak Amerika Serikat di perairan internasional dan mengakui 'berbagai upaya AS dalam menjaga perdamaian di wilayah Asia-Pasifik'.